Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Adanya Penangkapan Besar, Ratusan Orang Tunisia Protes

Suasana protes besar-besaran yang terjadi di Tunisia pada tanggal 23 Januari 2021 lalu. (Twitter.com/EliziaVolkmann)

Tunis, IDN Times - Sebanyak ratusan orang Tunisia melakukan protes besar-besaran dengan adanya penangkapan besar terhadap warga sipil dalam beberapa hari terakhir ini. Kelompok HAM setempat melaporkan ada sekitar 1.000 orang telah ditangkap. Bagaimana situasi di Tunisia saat ini?

1. Para demonstran menginginkan rezim pemerintahan Tunisia saat ini segera tumbang

Suasana protes besar-besaran yang terjadi di Tunisia pada tanggal 23 Januari 2021 lalu. (Twitter.com/EliziaVolkmann)

Dilansir dari Aljazeera.com, sebanyak ratusan orang Tunisia pada hari Sabtu, 23 Januari 2021, waktu setempat menggelar protes besar-besaran adanya penindasan yang dilakukan para anggota polisi setempat, korupsi, serta kemiskinan yang menyusul adanya kerusuhan selama beberapa hari terakhir ini yang ditandai dengan bentrokan dan penangkapan sewenang-wenang. Para demonstran di kota Tunis, Tunisia meneriakkan dengan meminta ditumbangkannya rezim pemerintah Tunisia saat ini serta tidak ada lagi ketakutan bagi rakyat Tunisia karena jalanan adalah milik rakyat. Mereka juga mengangkat spanduk yang meminta pembebasan sebanyak ratusan demonstran yang terjadi pada tanggal 14 Januari 2021 lalu.

Pihak kepolisian Tunisia mengatakan sebanyak 700 orang telah ditangkap menyusul laporan bentrokan yang terjadi pada pekan lalu, di mana sebagian besar dari mereka merupakan anak-anak muda, melemparkan batu dan bom ke arah pasukan keamanan, yang menanggapi dengan gas air mata dan meriam air. Bahkan, kelompok HAM setempat justru mengatakan sebanyak 1.000 orang telah ditahan saat ini.

Sebagian besar protes besar-besaran yang berujung pada kerusuhan terjadi di daerah-daerah yang kehilangan haknya dan terpinggirkan, di mana amarah dari para demonstran mendidih karena melonjaknya angka pengangguran dan kelas elit politik yang dituduh gagal mewujudkan pemerintahan yang baik, satu dekade setelah revolusi tahun 2011 lalu dengan menggulingkan Presiden Tunisia saat itu, Zine El Abidine Ben Ali.

2. Kelompok demonstran menuntut adanya sistem peradilan untuk menyelidiki laporan pelanggaran oleh pasukan keamanan

Suasana protes besar-besaran yang terjadi di Tunisia pada tanggal 23 Januari 2021 lalu. (Twitter.com/EliziaVolkmann)

Dalam sebuah pernyataan, kelompok demonstran meminta sistem peradilan untuk menyelidiki laporan pelanggaran oleh pasukan keamanan, perlakuan buruk terhadap para tahanan, serta pelanggaran privasi data pribadi mereka. Mereka memperingatkan bahwa praktek kekerasan keamanan hanya akan memperburuk krisis penolakan negara. Kerusuhan kembali mengguncang beberapa kota hingga hari Kamis, 21 Januari 2021, lalu meskipun bentrokan tampaknya mereda dari puncak sebelumnya ketika beberapa kelompok demonstran yang marah membakar ban untuk memblokir jalan.

Di pusat kota Sbeitla, Tunisia, bentrokan pecah menyusul adanya desas-desus bahwa seorang pemuda telah meninggal karena luka-luka yang dia derita yang sebelumnya menabrak tabung gas air mata. Pihak Kementerian Dalam Negeri Tunisia membantah kematian pria tersebut, dengan mengatakan dia telah dipindahkan ke rumah sakit di kota pesisir Sousse, Tunisia, dan itu telah membuka penyelidikan atas kasusnya.

3. Saat ini, Tunisia sekarang berada dalam krisis perekonomian akibat pandemi COVID-19

Suasana protes besar-besaran yang terjadi di Tunisia pada tanggal 23 Januari 2021 lalu. (Twitter.com/EliziaVolkmann)

Tunisia sedang menghadapi tantangan yang begitu berat setelah dilanda krisis ekonomi yang hebat, menyusul laporan PDB yang diterima tahun 2020 lalu menyusut sekitar 9 persen serta harga konsumen semakin melonjak. Sektor pariwisata yang menjadi salah satu andalan Tunisia juga mengalami hal serupa setelah serangkaian serangan kelompok jihad yang mematikan pada tahun 2015 lalu ditambah dengan pandemi COVID-19 yang terus menumbangkan sektor tersebut.

Krisis kesehatan dan kesengsaraan perekonomian telah mendorong semakin banyak warga Tunisia untuk hengkang dari negaranya ke negara lain demi mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Saat ini, jumlah kasus COVID-19 di Tunisia sampai tanggal 23 Januari 2021 mencapai 195.314 kasus dengan rincian 6.154 kasus berakhir meninggal dunia serta 141.862 kasus berakhir sembuh. Demi mencegah penambahan kasus COVID-19 yang lebih banyak lagi, pemerintah Tunisia memberlakukan jam malam serta melarang adanya pertemuan sejak hari Sabtu, 23 Januari 2021, hingga Minggu, 14 Februari 2021, ini.

Tak hanya itu saja, pemerintah Tunisia juga melarang perjalanan jauh dan meminta semua orang yang berusia di atas 65 tahun untuk tetap berada di rumah sebagai tindakan yang diambil pemerintah Tunisia untuk mengatasi pandemi COVID-19 lebih awal demi memulihkan sektor perekonomian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us