Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Belarus, Alexander Lukashenko saat berkunjung ke Teheran, Minggu (12/3/2023). (twitter.com/Iran_GOV)

Jakarta, IDN Times - Presiden Belarus Alexander Lukashenko, pada Jumat (22/11/2024), mengancam akan mematikan jaringan internet di negaranya jika terjadi demonstrasi akbar usai penyelenggaraan pemilu. Ia mengaku tidak akan membiarkan demo besar seperti 2020. 

Menjelang pilpres pada Januari 2025, Belarus sudah mengadakan operasi penangkapan kepada lebih dari 1.200 aktivis dan oposisi beserta keluarganya. Penangkapan tersebut karena tudingan terlibat dalam organisasi esktremis yang diklaim membahayakan negara. 

1. Lukashenko akui batas internet pada demonstrasi 2020

Presiden Belarus, Alexander Lukashenko saat berkunjung ke pangkalan militer Obuz-Lesnovsky. (president.gov.by)

Lukashenko mendukung pembatasan jaringan internet seperti yang dilakukan di tengah demonstrasi besar-besaran usai pengumuman hasil pilpres 2020. Ia menyebut langkah ini dilakukan untuk menekan pembelot negara. 

"Jika ini terjadi lagi, kami akan menutup seluruh jaringan internet secara menyeluruh. Anda pikir saya akan duduk diam dan berdoa kepada Anda untuk tidak mengirimkan pesan ketika nasib negara dalam risiko besar?" ungkapnya, dikutip RFE/RL.

Ia mengakui bahwa pembatasan internet di tengah demonstrasi pada 2020 dilakukan atas perintahnya. Lukashenko menambahkan langkah tersebut penting dilakukan demi melindungi negara dari ancaman besar. 

Pada Agustus 2020, beberapa negara Barat sudah menyatakan protes kepada Belarus terkait tidak dibebaskannya akses internet. Bahkan, internet di negara Eropa Timur tersebut sempat terganggu dalam sepekan. 

2. Belarus adakan latihan anti-kerusuhan jelang pilpres

Editorial Team

EditorBrahm

Tonton lebih seru di