AS membangun Terusan Panama pada 1904 setelah menandatangani perjanjian dengan Panama pada 1903. Proyek ini menghabiskan dana sekitar 375 juta dolar AS setara Rp6 triliun di masa kini. Ribuan pekerja meninggal selama proses pembangunan yang berat ini.
Terusan ini berada di bawah kendali administratif AS selama puluhan tahun hingga akhirnya diserahkan ke Panama pada 31 Desember 1999. Penyerahan ini sesuai Perjanjian Torrijos-Carter yang ditandatangani pada 7 September 1977.
Perjanjian ini terdiri dari dua bagian penting. Perjanjian Netralitas memperbolehkan AS menggunakan militernya untuk membela terusan, sedangkan Perjanjian Terusan Panama mengakhiri keberadaan Zona Terusan Panama dan memberikan kendali penuh ke Panama.
Otoritas Terusan Panama, lembaga milik pemerintah, telah mengelola terusan sejak diserahkan AS. Pada 2016, lembaga ini merampungkan proyek perluasan terusan senilai 5,25 miliar dolar AS (Rp85 triliun) yang menggandakan kapasitas terusan. Perluasan ini memangkas biaya maritim global sekitar 8 miliar dolar AS (Rp129 triliun) per tahun dan memungkinkan kapal-kapal berukuran lebih besar melewati terusan.
Sementara itu, Trump telah menominasikan Kevin Marino Cabrera sebagai duta besar AS yang baru Panama. Trump menyebut Cabrera sebagai pejuang prinsip "America First" yang akan mewakili kepentingan AS di Panama.