Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
bendera Jepang (unsplash.com/Romeo A)
bendera Jepang (unsplash.com/Romeo A)

Jakarta, IDN Times - Presiden Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk Yeol, akan menggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida, di Tokyo pada Kamis (16/3/2023). Pertemuan tersebut merupakan bagian dari lawatan Yool ke negeri sakura selama dua hari. 

Dalam pertemuannya, kedua pemimpin akan membahas normalisasi hubungan bilateral kedua negara, termasuk implementasi rencana Seoul terkait masalah korban pekerja paksa di masa perang.

Pertemuan tersebut diharapkan dapat menjadi titik balik pemulihan hubungan kedua negara yang sempat memanas beberapa tahun terakhir.

"Kunjungan Presiden Yoon ke Jepang akan menjadi momen penting untuk mengakhiri lingkaran setan antara kedua negara dan meningkatkan kondisi pertukaran bilateral," kata Direktur Keamanan Nasional Korsel, Kim Sung-han, dikutip The Korea Times.

1. Kunjungan Yoon ke Jepang sebagai tekad Korsel menormalisasi hubungan kedua negara

Hubungan Tokyo-Seoul memburuk setelah Mahkamah Agung Korsel pada 2018 mendakwa dua perusahaan Jepang, yakni Nippon Steel dan Mitsubishi Heavy Industries, untuk membayar kompensasi kepada korban kerja paksa negaranya selama Perang Dunia II.

Namun, Jepang menolaknya dengan mengklaim bahwa seluruh masalah terkait reparasi telah diselesaikan dalam perjanjian di tahun 1965, yang menormalisasi hubungan kedua negara dengan kompensasi sebesar 800 juta dolar AS (setara Rp12,3 triliun). 

Kunjungan Yoon disertai keyakinannya bahwa kedua negara tidak boleh dikekang oleh sejarah masa lalu, dan mengambil langkah maju untuk memungkinkan kerja sama sebagai negara tetangga. 

"Kunjungan ini memiliki arti penting untuk menandakan bahwa hubungan Korea Selatan-Jepang yang sempat tegang hingga saat ini telah memasuki tahap normalisasi dengan sungguh-sungguh," ujar Kim, dikutip Yonhap. 

2. Berbagai isu terkait hubungan bilateral bakal dibahas

Jepang-Korsel juga akan membahas berbagai isu yang berkaitan dengan normalisasi hubungan keduanya. Salah satunya tentang implementasi rencana Seoul membayar kompensasi pekerja paksa yang telah menuai banyak protes di negaranya. 

Selain itu, kedua negara juga akan membahas berbagai masalah yang tertunda lainnya, yakni kontrol ekspor oleh Tokyo pada bahan-bahan industri utama, ancaman rudal dan nuklir Korea Utara, dan kerja sama keamanan trilateral bersama Amerika Serikat (AS).

Dalam kesempatan itu, keduanya juga bakal menjajaki kemungkinan untuk memulai kembali kunjungan bilateral rutin, yang sebelumnya telah berhenti sejak 2012.  

"Saya juga yakin akan ada kesempatan untuk berbicara tentang cara mengatasi hambatan kebijakan yang menghambat kerja sama ekonomi dan tentang memperdalam kerja sama ekonomi antara kedua negara," kata Kim. 

3. Pemulihan hubungan bakal memperkuat kerja sama keamanan trilateral sekutu

Presiden Korea Selatan, Yoon Suk Yeol (twitter.com/President_KR)

Seorang pejabat senior di kantor kepresidenan Korsel mengatakan, pemulihan hubungan Seoul-Tokyo akan memperkuat kerja sama keamanan trilateral yang juga melibatkan AS. Hal tersebut akan meningkatkan kapasitas negara rival Korut itu dalam mencegah berkembangnya ancaman nuklir Pyongyang. 

Dia menambahkan, pakta terkait intelijen militer kedua negara, yang juga dikenal sebagai Perjanjian Keamanan Umum Informasi Militer, sangat mungkin untuk diaktifkan kembali. 

"Kebutuhan untuk memperkuat kerja sama Korea Selatan-Jepang semakin besar di era krisis yang kompleks," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Korsel, Cho Hyundong.

"(Hal itu) disebabkan oleh ketidakpastian dalam geopolitik global, aktivitas uji coba nuklir dan misil Korea Utara yang berkelanjutan, dan gangguan dalam rantai pasokan industri," sambungnya, dikutip Associated Press. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team