Setelah 3 Tahun, Jepang Akhirnya Cabut Aturan Wajib Masker

Jakarta, IDN Times - Jepang mulai mencabut kebijakan wajib masker yang telah berlaku sejak tiga tahun terakhir pada Senin (13/3/2023). Pencabutan tersebut merupakan langkah terbaru pemerintah melonggarkan kebijakan COVID-19 di tempat umum, untuk kembali mendongkrak bisnis dan aktivitas lainnya di negara itu.
"Mulai hari ini, pemakaian masker diserahkan kepada penilaian individu. Kami tidak memaksa siapa pun untuk memakainya atau melepasnya," seru Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida.
Dilansir Kyodo News, pelonggaran tersebut diterapkan menyusul penurunan klasifikasi medis COVID-19 ke kategori yang sama dengan penyakit menular pada 8 Mei mendatang. Meski begitu, pemerintah tetap menganjurkan pemakaian masker di institusi medis, panti jompo, dan transportasi umum yang padat.
1. Banyak warga yang memilih untuk tetap menggunakan masker
Pelonggaran kebijakan yang baru diterapkan Jepang pada Senin nampaknya hanya memengaruhi sebagian kecil perubahan perilaku masyarakat dalam beraktivitas. Sebab, kebanyakan orang memilih untuk tetap menggunakan maskernya meski tak lagi diwajibkan.
Mengutip Associated Press, di hari pertama pelonggaran diterapkan, sebagian besar penumpang kereta di stasiun kereta api di Tokyo terlihat masih mengenakan maskernya saat berangkat kerja.
Hal yang sama juga terpantau pada orang-orang di jalanan, beberapa anggota parlemen saat rapat, dan penggemar baseball yang berkumpul di luar Tokyo Dome.
"Mengenai masker, menurut saya lebih aman memakainya saat naik transportasi umum untuk menjaga agar tidak menular," ujar seorang warga di sekitar distrik perbelanjaan Ginza di Tokyo, Yutaka Izawa.
2. Penggunaan masker sudah menjadi budaya di Jepang

Dosen Universitas Tohoku, Hitoshi Oshitani, mengungkapkan salah satu alasan orang masih menggunakan maskernya adalah karena penggunaan masker di Jepang telah menjadi bagian dari budaya. Hal itu tidak lepas dari serangan serbuk sari dahulu kala yang pernah melanda Jepang.
"Mengenakan masker adalah bagian dari budaya kita bahkan sebelum COVID-19. Saya pikir banyak orang akan memakai masker bahkan setelah aturannya dilonggarkan," ungkap Hitoshi, dikutip Reuters.
Sementara itu, pakar kesehatan Jepang mengatakan, penggunaan masker yang meluas bersamaan dengan penerapan kebersihan dan jarak sosial di negara itu, telah menyebabkan tingkat kematian akibat COVID-19 yang relatif lebih rendah.
3. Jepang jadi salah satu negara maju yang terakhir melonggarkan aturan maskernya

Jepang adalah salah satu negara perekonomian besar terakhir yang melonggarkan kebijakan wajib maskernya, setelah beberapa lainnya telah melakukan hal yang sama terlebih dahulu.
Pada Januari lalu, Korea Selatan mencabut sebagian besar persyaratan masker dalam ruangan. Sementara Singapura melakukan hal yang sama di transportasi umum pada bulan lalu. Selain itu, Amerika Serikat dan Inggris juga lebih dulu menghentikan sebagian besar mandat penggunaan maskernya pada awal tahun lalu.
Pelonggaran masker di Jepang dilakukan saat tingkat vaksinasi COVID-19 mencapai lebih dari 80 persen, dan kasus telah surut setelah gelombang infeksi kedelapan yang mencapai puncaknya pada awal Januari lalu.