ilustrasi tentara Ukraina (Twitter.com/Armed Forces)
Di sekitar kompleks kantor kepresidenan yang dijaga ketat, Presiden Zelenskyy baru-baru ini melayani wawancara dengan Associated Press. Dia menegaskan bahwa Ukraina tidak ingin kehilangan peluang jika memang ada solusi diplomatik dalam perang ini.
"Tidak ada yang mau bernegosiasi dengan orang atau pihak yang menyiksa bangsa ini. Itu semua bisa dimengerti. Dan sebagai seorang pria, sebagai seorang ayah, saya sangat memahami hal ini. (Tapi) kami tidak ingin kehilangan peluang, jika kami memilikinya, untuk solusi diplomatik," kata Zelenskyy, dilansir Al Jazeera.
Zelenskyy telah menjadi salah satu pemimpin dunia yang memiliki ketegasan dan strategi jitu menahan gempuran raksasa militer Rusia. Sebagian besar hari-harinya dilewati dengan wajah lelah, mengenakan setelan kasual warna zaitun mirip yang dipakai para tentara.
Zelenskyy menuturkan bahwa Ukraina kemungkinan besar akan menerima perdamaian, meski telah merasakan 'neraka' dari perang tersebut. Kendati begitu, Ukraina berjanji akan terus berjuang untuk menangkal setiap serangan.
"Kami harus berjuang, tapi berjuang untuk hidup. Anda tidak bisa berjuang untuk debu ketika tidak ada yang tersisa dan tidak ada manusia. Itulah mengapa penting untuk menghentikan perang ini," ujarnya.
Presiden Ukraina itu masih memiliki harapan bahwa negosiasi mencapai resolusi konflik akan cepat disepakati. Dia ingin dirinya dan Presiden Rusia Valdimir Putin terlibat langsung, tapi sejauh ini Moskow belum memberikan sinyal positif yang melibatkan pemimpinnya.
Secara terus terang, Zelenskyy menyebut bantuan pasokan senjata dari negara-negara Barat saat ini belum cukup untuk mengubah dinamika perang. Tapi, dia memberi catatan bahwa peningkatan dukungan dari Eropa dan pengiriman senjata AS telah semakin cepat.