Jakarta, IDN Times - Abdel Fattah Saeed Hussein Khalil al-Sisi merupakan Presiden Mesir yang lahir pada 19 November 1954 di Kairo, Mesir. Ia dikenal sebagai tokoh militer yang kemudian naik ke puncak kekuasaan politik setelah menggulingkan Presiden Mohamed Morsi pada 2013. Meski mendapat dukungan besar dari sebagian rakyat karena dianggap mampu memulihkan stabilitas negara, masa pemerintahannya juga dipenuhi dengan kritik atas pelanggaran hak asasi manusia dan pembatasan kebebasan sipil.
Profil Abdel Fattah al-Sisi, Presiden Mesir yang Kontroversial

Intinya sih...
Awal karier militer dan pendidikan Sisi lulus dari Akademi Militer Mesir pada 1977 dan memulai kariernya di Angkatan Darat dengan cepat. Ia dikenal sebagai perwira yang disiplin dan cerdas.
Kudeta dan jalan menuju kursi presiden Pada pertengahan 2013, Mesir diguncang gelombang protes besar terhadap pemerintahan Morsi. Sisi, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan, memimpin intervensi militer yang menggulingkan presiden terpilih tersebut.
Pemerintahan dan kritik internasional Sebagai presiden, Sisi menekankan pembangunan ekonomi dan keamanan nasional sebagai prioritas utama. Di sisi lain, pemerintahannya ker
1. Awal karier militer dan pendidikan
Sisi lulus dari Akademi Militer Mesir pada 1977 dan memulai kariernya di Angkatan Darat dengan cepat. Ia dikenal sebagai perwira yang disiplin dan cerdas, sempat menempuh pendidikan militer di Inggris serta Amerika Serikat. Sebelum terjun ke politik, ia pernah menjabat sebagai kepala intelijen militer dan komandan wilayah militer di Mesir. Reputasinya yang tegas dan loyal pada institusi militer membuatnya dipercaya oleh pemerintahan Mohamed Morsi untuk menjadi Menteri Pertahanan pada tahun 2012.
2. Kudeta dan jalan menuju kursi presiden
Pada pertengahan 2013, Mesir diguncang gelombang protes besar terhadap pemerintahan Morsi. Sisi, yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pertahanan, memimpin intervensi militer yang menggulingkan presiden terpilih tersebut. Langkah itu memecah opini publik: sebagian menganggapnya penyelamat negara dari kekacauan, sementara yang lain menilai itu sebagai kudeta terhadap pemerintahan demokratis pertama Mesir. Setelah pensiun dari militer, Sisi mencalonkan diri dalam pemilihan presiden 2014 dan menang dengan suara hampir mutlak. Ia kembali terpilih pada 2018 dengan dukungan yang juga sangat besar.
3. Pemerintahan dan kritik internasional
Sebagai presiden, Sisi menekankan pembangunan ekonomi dan keamanan nasional sebagai prioritas utama. Ia meluncurkan berbagai proyek besar seperti perluasan Terusan Suez, pembangunan ibu kota administratif baru, serta investasi infrastruktur berskala nasional. Di sisi lain, pemerintahannya kerap dikritik karena menekan kebebasan pers, membatasi oposisi, dan menahan ribuan aktivis politik. Meski begitu, banyak warga Mesir masih melihatnya sebagai simbol kestabilan setelah bertahun-tahun kekacauan pasca revolusi 2011.
Abdel Fattah al-Sisi kini masih memimpin Mesir dengan gaya pemerintahan yang kuat dan sentralistik. Ia dihormati oleh sebagian masyarakat sebagai tokoh yang menjaga keamanan dan kedaulatan negara, namun juga dipandang sebagai simbol dari kembalinya otoritarianisme di negeri yang pernah diguncang mimpi demokrasi.