Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Anggota kongres Partai Republik Elise Stefanik (kiri) saat berkampanye dan mendukung Donald Trump dalam pemilihan Presiden AS 2024. (x.com/EliseStefanik)
Anggota kongres Partai Republik Elise Stefanik (kiri) saat berkampanye dan mendukung Donald Trump dalam pemilihan Presiden AS 2024. (x.com/EliseStefanik)

Intinya sih...

  • Donald Trump mengumumkan pencalonan Elise Stefanik sebagai duta besar AS untuk PBB
  • Stefanik berharap mendapat dukungan kolega di Senat AS, akan terjun ke divisi PBB dan memiliki sedikit pengalaman luar negeri
  • Ia dikenal sebagai pendukung Israel yang vokal di Kongres, memimpin sidang Kongres tentang protes kampus dan menuntut penilaian ulang dana AS untuk PBB
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan pencalonannya terhadap anggota kongres Partai Republik Elise Stefanik sebagai duta besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Elise adalah pejuang America First yang luar biasa kuat, tangguh, dan cerdas," kata Trump dalam sebuah pernyataan pada Senin (11/11/2024), yang mengonfirmasi pilihan kabinet pertamanya untuk masa jabatan keduanya, dikutip dari Associated Press.

1. Apa saja yang akan dihadapinya nanti di PBB?

Stefanik mengatakan dia merasa sangat terhormat menerima pencalonan Trump dan berharap mendapatkan dukungan dari kolega-koleganya di Senat AS, yang harus memberikan suara pada pencalonannya untuk meresmikan posisi tersebut.

"Amerika terus menjadi mecusuar dunia, tetapi kami berharap dan harus menuntut agar teman-teman dan sekutu kami menjadi mitra yang kuat dalam perdamaian yang kami perjuangkan," ujarnya dalam sebuah pernyataan yang diberikan kepada New York Post.

Nantinya, wanita berusia 40 tahun itu akan terjun ke dalam divisi-divisi mendalam PBB, mulai dari perang di Timur Tengah dan Ukraina hingga mengendalikan program nuklir Korea Utara dan Iran.

Ia juga akan berhadapan langsung hampir setiap hari di Dewan Keamanan PBB dengan duta besar Rusia dan China, yang mana kedua negara tersebut kini bersekutu erat dan waspada terhadap masa jabatan Trump sebagai presiden.

2. Sekilas tentang profil Elise Stefanik

Dilansir BBC, Stefanik lahir dan dibesarkan di utara New York. Ia lulus dari Harvard dan setelah itu, ia memasuki dunia politik. Ia menjabat sebagai penasihat kebijakan dalam negeri Gedung Putih di bawah pemerintahan Presiden George W Bush dan akhirnya menjadi asisten senior kepala staf Bush, Joshua Bolten.

Stefanik pernah mencitrakan dirinya kepada para pemilih sebagai seorang konservatif tradisional, tetapi muncul sebagai salah satu pembela Trump yang paling gigih selama persidangan pemakzulan pertama terhadapnya pada 2019. Sejak itu, dukungannya terhadap Trump tidak pernah goyah.

Stefanik yang menjabat sebagai Ketua Konferensi Partai Republik, telah lama menjadi salah satu sekutu Trump yang paling setia di DPR. Ia mendukung Trump dalam pemilihan presiden 2024 dan berkampanye secara agresif atas namanya selama pemilihan pendahuluan Partai Republik. Sebelum pencalonannya ini, ia juga termasuk di antara mereka yang dibahas sebagai pilihan calon wakil presiden.

Jika dikukuhkan, anggota Kongres dari New York tersebut akan menggantikan Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield, seorang diplomat karier yang bekerja di Dinas Luar Negeri AS selama 35 tahun, serta mantan asisten menteri luar negeri untuk Afrika yang telah menjabat selama pemerintahan Biden dan telah menjadi anggota Kabinetnya.

Stefanik memiliki sedikit pengalaman dalam kebijakan luar negeri dan keamanan nasional. Ia pernah bertugas di Komite Angkatan Bersenjata DPR dan Komite Tetap Intelijen DPR.

3. Pandangan Stefanik terkait perang Israel di Palestina

Puluhan ribu rumah dan infrastruktur hancur sejak serangan brutal Israel yang membombardir wilayah Palestina pada 7 Oktober 2023. (twitter.com/UNRWA)

Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, Stefanik telah menjadi salah satu pendukung Israel yang paling vokal di Kongres. Ia menarik perhatian nasional saat ia memimpin sidang Kongres tentang penanganan protes di kampus-kampus oleh presiden universitas.

Saat itu, ia mengajukan pertanyaan agresifnya terhadap 3 presiden universitas mengenai antisemitisme di kampus mereka, yang menyebakan dua dari mereka mengundurkan diri, sebuah kinerja yang berulang kali dipuji oleh Trump.

Bulan lalu, ia berpendapat bahwa harus ada penilaian ulang menyeluruh atas pendanaan Washington untuk PBB. Ini setelah otoritas Palestina mencoba mengeluarkan Israel dari PBB atas pelanggaran hak asasi manusia di Jalur Gaza.

Stefanik juga memfokuskan banyak perhatiannya pada PBB, menuduh badan dan organisasi internasional tersebut bersikap antisemitisme atas kritik mereka terhadap pemboman Israel di wilayah kantong tersebut, yang telah mengakibatkan kematian lebih dari 43 ribu warga Palestina.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team