Dilansir BBC, Stefanik lahir dan dibesarkan di utara New York. Ia lulus dari Harvard dan setelah itu, ia memasuki dunia politik. Ia menjabat sebagai penasihat kebijakan dalam negeri Gedung Putih di bawah pemerintahan Presiden George W Bush dan akhirnya menjadi asisten senior kepala staf Bush, Joshua Bolten.
Stefanik pernah mencitrakan dirinya kepada para pemilih sebagai seorang konservatif tradisional, tetapi muncul sebagai salah satu pembela Trump yang paling gigih selama persidangan pemakzulan pertama terhadapnya pada 2019. Sejak itu, dukungannya terhadap Trump tidak pernah goyah.
Stefanik yang menjabat sebagai Ketua Konferensi Partai Republik, telah lama menjadi salah satu sekutu Trump yang paling setia di DPR. Ia mendukung Trump dalam pemilihan presiden 2024 dan berkampanye secara agresif atas namanya selama pemilihan pendahuluan Partai Republik. Sebelum pencalonannya ini, ia juga termasuk di antara mereka yang dibahas sebagai pilihan calon wakil presiden.
Jika dikukuhkan, anggota Kongres dari New York tersebut akan menggantikan Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield, seorang diplomat karier yang bekerja di Dinas Luar Negeri AS selama 35 tahun, serta mantan asisten menteri luar negeri untuk Afrika yang telah menjabat selama pemerintahan Biden dan telah menjadi anggota Kabinetnya.
Stefanik memiliki sedikit pengalaman dalam kebijakan luar negeri dan keamanan nasional. Ia pernah bertugas di Komite Angkatan Bersenjata DPR dan Komite Tetap Intelijen DPR.