Perjuangan politik Gustavo Petro terus bergerak meski usia telah menua. Pada 2018, dia kembali bertarung untuk pemilihan presiden dari dukungan sayap kiri.
Dia berhasil masuk dalam putaran kedua, bertarung dengan Ivan Duque Marquez yang akhirnya mengalahkannya. Tapi dalam upaya kedua yang gagal tersebut, Petro adalah satu-satunya kandidat presiden sayap kiri yang sukses meraih suara terbanyak.
Dalam wawancara yang diterbitkan Democracy Now, Petro disebut sebagai satu-satunya politikus kiri Kolombia yang berhasil mencetak sejarah dengan meraih suara terbanyak. Saat itu dia meraih sekitar 8 juta suara, sedangkan Duque meraih 10 juta suara.
Pada 2022, Gustavo Petro kembali berupaya untuk menjadi Presiden Kolombia. Kali ini, dia berhasil memenangkan suara dengan selisih sekitar 700 ribu dari lawannya, Rodolfo Hernandez.
Tapi kemenangan tipis tersebut membuatnya kembali menuliskan sejarah, menjadi Presiden Kolombia pertama yang berhaluan kiri. Kemenangan itu disambut gembira dan dipuji oleh pemimpin Amerika Latin lain yang berhaluan kiri.
"Kemenangan Anda memvalidasi demokrasi dan memastikan jalan menuju Amerika Latin yang terintegrasi saat ini, ketika kita menuntut solidaritas maksimum di antara saudara-saudara," kata Presiden Argentina, Alberto Fernandez, dikutip dari Deutsche Welle.
Presiden Chili, Gabriel Boris, menyebut kemenangan Petro adalah kegembiraan bagi Amerika Latin.
Sedangkan Pedro Castillo, Presiden Peru yang berhaluan kiri, berharap bisa meningkatkan integrasi kolektif, sosial dan regional untuk masyarakat. Luis Acre dari Bolivia juga menyerukan agar integrasi Amerika Latin bisa diperkuat.
Gustavo Pedro, putra petani yang lahir dari pedesaan dan mantan gerilyawan pemberontak itu, dijadwalkan akan mulai berkantor pada Agustus 2022 sebagai Presiden Kolombia.