Salah satu jenazah yang ditemukan di Rumah Sakit Harasta pada Senin adalah aktivis terkemuka Suriah, Mazen al-Hamada. Ia diyakini tewas dalam beberapa hari terakhir, tak lama setelah pemberontak merebut Damaskus pada akhir pekan, yang menyebabkan lengsernya Assad. Laporan menyebutkan bahwa jenazahnya juga menunjukkan tanda-tanda penyiksaan yang jelas.
Ucapan penghormatan pun mengalir deras untuk aktivis tersebut usai kematiannya tersiar. Tubuhnya yang kurus dan ekspresi wajahnya yang menyiratkan trauma psikologis mendalam saat dibebaskan dari penjara telah menjadikannya sebagai simbol kebrutalan rezim Assad terhadap para penentangnya.
"Saya harap Anda tahu di surga bahwa kami telah membebaskan Suriah. Teman saya, saudara laki-laki dan rekan kerja saya dan seorang martir demi kebebasan,” kata aktivis Mouaz Moustafa dalam unggahannya di media sosial X.
"Mereka membunuh Mazen berkali-kali, hatinya, pikirannya, dan perasaannya mati, masing-masing secara terpisah, dan sekarang setelah jatuhnya tiran dan para algojo-nya, sebuah gambar tubuh Mazen telah tersebar dan kita menyadari bahwa ia mati secara fisik, tetapi ingatannya tidak akan mati dalam diri kami, dan kami bahkan akan mengabadikannya untuk generasi mendatang," kata jurnalis, Ward Najjar.
Sejak meletusnya protes prodemokrasi pada 2011, Hamada telah beberapa kali ditahan dan kemudian dibebaskan. Pada 2020, ia menghilang setelah dilaporkan kembali ke Suriah usai dijanjikan amnesti oleh rezim Assad. Sejak itu, ia tidak penah terlihat lagi sampai jenazahnya ditemukan pada Senin.
Hamada sebelumnya mengaku kerap mengalami penyerangan fisik dan seksual selama penahanannya di beberapa penjara. Ia juga dipaksa untuk mengakui kejahatan yang tidak pernah dilakukannya.