Para pengamat menilai ada misi khusus yang dibawa oleh Putin, tidak hanya sekadar kebutuhan antara dua negara. Presiden Rusia sendiri telah meningkatkan pendekatannya kepada Kim tahun lalu, ketika persediaan senjatanya dalam perang di Ukraina mulai berkurang.
"Hubungan ini bukan hanya sekedar kebutuhan. Kami melihat kedua negara semakin membentuk front persatuan dan keberpihakan melawan AS dan Barat," kata Edward Howell, dosen politik di Universitas Oxford, dikutip CNN.
Barat menuduh amunisi dan rudal buatan Pyongyang telah mengalir ke Moskow. AS menuding Rusia telah menerima lebih dari 10 ribu kontainer pengiriman amunisi sejak September dan Rusia telah meluncurkan setidaknya 10 rudal buatan Korut di Ukraina. Namun Rusia menolak tuduhan tersebut.
Sejauh ini tidak banyak diketahui kompensasi apa yang ditawarkan Rusia kepada Korut. Para pejabat Korea Selatan (Korsel) mengatakan, Pyongyang telah menerima makanan dan kebutuhan lain dari Rusia, selain bahan bakar dan bahan mentah.
Putin juga mengisyaratkan kesediaan membantu Korut dalam pengembangan program luar angkasa dan satelit Pyongyang. Tanda-tanda bantuan itu juga telah terjadi, termasuk keberhasilan Korut dalam peluncuran satelit pengintai militer pertama Malligyong-1.