Putin mengungkapkan bahwa serangan terhadap jaringan pipa di Laut Baltik dilakukan oleh pihak yang ingin melemahkan Eropa, dengan menghentikan aliran gas murah dari Rusia. Menurutnya, AS berniat memaksa Eropa untuk beralih ke impor gas alam cair yang lebih mahal.
“Tindakan sabotase Nord Stream 1 dan 2 adalah tindakan terorisme internasional yang bertujuan merusak keamanan energi di seluruh benua dengan memblokir pasokan energi murah,” ujar Putin.
“Mereka yang ingin memutuskan hubungan antara Rusia dan UE di balik tindakan sabotase di Nord Stream,” lanjut dia.
Meski Rusia masih mengirim gas ke Eropa melalui Ukraina, ledakan terbaru di Laut Baltik itu telah memperburuk kekhawatiran mengenai krisis energi di Eropa pada musim dingin nanti.
Diketahui, pipa Nord Stream 2 tidak pernah membawa gas alam ke Eropa karena ditutup oleh Jerman. Hal itu dilakukan sebelum Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina pada 24 Februari.
Sebelum ledakan di Laut Baltik, Rusia telah menghentikan aliran gas dari Nord Stream 1 karena masalah teknis. Meski begitu, para pemimpin Eropa menganggap tindakan itu merupakan upaya demi menghilangkan dukungan mereka pada Ukraina.
Turunnya suplai gas dari Rusia telah menyebabkan lonjakan harga dan mendorong inflasi. Serta memaksa negara-negara Eropa membantu untuk meringankan beban tagihan energi yang mahal pada sektor rumah tangga dan bisnis.