Melansir Reuters, Presiden Sergio Mattarella menolak pengunduran diri tersebut dan meminta Draghi untuk berpidato di depan parlemen pekan ini. Presiden berharap pemilu tidak digelar lebih awal, ketika Italia alami gejolak internasional dan ketegangan ekonomi.
Draghi berhasil memenangkan mosi percaya atas protes yang bertujuan untuk mengurangi biaya hidup tinggi bagi keluarga dan perusahaan. Namun, rezimnya kesulitan untuk menjalani permintaan apabila minim dukungan dari semua mitranya.
Five Star Movement, partai populis dan terbelah karena perpecahan internal, menegaskan tidak akan mundur dari koalisinya. Tetapi, pihaknya minta Draghi memberi jaminan untuk jalani kebijakan yang diprioritaskan, seperti pemberlakuan upah minimum.
"Kami tidak dapat berbagi tanggung jawab pemerintah jika tidak ada kepastian atas masalah yang telah kami garis bawahi," kata Pemimpin Five Star Movement, Giuseppe Conte.
Menurut sumber dari kantor perdana menteri, Draghi tidak akan tunduk pada ultimatum apapun dan tetap bertekad untuk mengundurkan diri.
Namun, berbagai tekanan bisa saja mengubah keputusannya, mengingat kondisi Italia sekarang yang berisiko kehilangan miliaran euro dalam program pemulihan dana pascapandemik Uni Eropa, dan sulit untuk menahan kenaikan biaya energi tanpa kontrol penuh pemerintahan.