Ilustrasi tentara (pixabay.com/nambasi)
Melansir TBS News, kudeta di Niger terjadi di tengah meningkatnya sentimen anti-Perancis. Niger, Mali dan Burkina Faso adalah negara bekas jajahan Prancis. Sentimen ini terlebih dahulu meledak di Mali dan Burkina Faso pada tahun sebelumnya, hingga memicu penarikan mundur pasukan Prancis di kedua negara itu.
Diketahui, masih ada banyak tentara Prancis yang berada di Niger. Demikian juga tentara AS, Jerman dan Italia yang ditempatkan di Niger untuk misi melawan pemberontak dan latihan militer.
Sebelumnya, blok regional Afrika Barat yakni ECOWAS mengancam akan lakukan tindakan militer jika junta Niger dalam seminggu enggan memulihkan kekuasaan Bazoum yang terpilih secara demokratis.
Pada Senin, Mali dan Burkina Faso menyatakan dukungan terhadap Junta Niger. Kedua negara bahkan mengancam bakal deklarasi perang jika ECOWAS mengintervensi kudeta Niger.
"Mali dan Burkina Faso memperingatkan bahwa setiap intervensi militer di Niger akan dianggap sebagai deklarasi perang terhadap Burkina Faso dan Mali," demikian pernyataan bersama oleh kedua negara.