Jakarta, IDN Times - Ratusan warga Gaza mengunjungi lingkungan Tel Al Sultan di Rafah sejak gencatan senjata dimulai pada Minggu (19/1/2025). Tempat itu merupakan lokasi di mana pemimpin Hamas Yahya Sinwar dibunuh oleh militer Israel pada 16 Oktober 2024.
Rumah tempat Sinwar menghabiskan detik-detik terakhirnya, yang kini hancur, dianggap sebagai simbol kehormatan dan perlawanan. Beberapa warga bahkan menyebut kawasan itu dengan nama Tel Al Sinwar sebagai penghormatan untuknya.
Israel telah memburu Sinwar sejak serangan Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023, yang memicu agresi militer Israel di Gaza. Pria berusia 61 tahun itu dituduh bersembunyi di jaringan terowongan bawah tanah ketika bom-bom Israel menghancurkan rumah-rumah warga dan infrastruktur di wilayah tersebut.
Dalam rekaman drone yang dirilis oleh militer Israel, Sinwar terlihat duduk di kursi di dalam sebuah bangunan yang sebagian hancur sebelum kematiannya. Dengan kondisi terluka, ia berusaha melemparkan sebuah tongkat ke arah drone yang merekamnya. Hasil autopsi mengungkapkan bahwa ia tewas akibat tembakan di kepala.