Presiden Republik Demokratik Kongo Felix Tshisekedi. (Twitter.com/Présidence RDC)
Pemerintah RD Kongo menyampaikan bahwa pemilu tidak akan ditunda dan berjanji untuk tetap berpegang pada jadwal yang disepakati.
"Ini bukan masalah negosiasi dengan tenggat waktu konstitusional, ini adalah masalah kita menghormati mereka dan mengkonsolidasikan demokrasi kita," kata Patrick Muyaya, juru bicara pemerintah.
Muyaya mengatakan bahwa dalam pemilu tahun depan diperkirakan akan menelan biaya sekitar 600 juta dolar AS (Rp9,4 triliun) dan lebih dari 450 juta dolar AS (Rp7 triliun) di antaranya telah dianggarkan.
Penundaan pemilu biasa terjadi di RD Kongo. Dalam pemilihan presiden terakhir, yang merupakan transisi demokrasi pertama harus ditunda selama dua tahun hingga akhirnya diadakan pada Desember 2018. Dalam pemungutan suara tersebut, Presiden Felix Tshisekedi menang dan mengambil alih pemerintahan dari Joseph Kabila.
Kandidat dalam pemilu tahun depan diharapkan diumumkan pada bulan Oktober tahun depan, dengan daftar akhir akan jatuh tempo pada bulan November. Tshisekedi diperkirakan akan mencari masa jabatan kedua dan penantangnya diperkirakan adalah Martin Fayulu, yang mengklaim kemenangan dalam pemilu 2018.
Presiden RD Kongo hanya diizinkan untuk menjabat selama dua periode.