Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Dubes Rwanda di Kongo Diusir karena Dituduh Dukung Pemberontak

Ilustrasi bendera Republik Demokratik Kongo. (Pixabay.com/jorono)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Republik Demokratik Kongo (RD Kongo), pada Sabtu (29/10/2022), mengusir Duta Besar Rwanda Vincent Karenga. Dia diperintahkan untuk meninggalkan Kongo dalam waktu 48 jam. 

Keputusan RD Kongo merupakan reaksi atas kelompok pemberontak M23 yang berhasil menguasai dua kota besar di bagian timur. RD Kongo telah menuduh Rwanda mendukung M23.

1. Rwanda menyesalkan pengusiran

Ilustrasi bendera Rwanda. (Unsplash.com/Clker-Free-Vector-Images)

Melansir Reuters, pengusiran Karenga disampaikan oleh Patrick Muyaya, juru bicara pemerintah RD Kongo, dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada Sabtu malam.

"Ini sebagian karena kegigihan negara (Karenga) dalam menyerang RD Kongo dan dalam mendukung gerakan teroris M23," katanya. 

Pemerintah Rwanda juga telah memberikan tanggapan atas tindakan Rwanda mengusir diplomatnya.

"Sangat disesalkan Pemerintah RD Kongo terus mengkambinghitamkan Rwanda untuk menutupi dan mengalihkan perhatian dari kegagalan pemerintahan dan keamanan mereka sendiri," demikian tanggapan Rwanda. 

Rwanda telah berulang kali membantah tuduhan memberikan dukungan terhadap pemberontakan M23. Tuduhan itu telah memperburuk hubungan kedua negara.

2. Pemberontak berhasil merebut dua kota

Ilustrasi teroris. (Pixabay.com/TheDigitalWay)

Melansir Associated Press, dua kota RD Kongo, yaitu Kiwanja dan Rutshuru Center di dekat perbatasan dengan Rwanda telah dikuasai oleh M23. Pertempuran pasukan pemerintah dengan M23 meletus di Kiwanja, yang berjarak 70 kilometer dari ibu kota regional, Goma pada Sabtu pagi.

“Saat kami berbicara, kami mengonfirmasi bahwa pemberontak M23 dan sekutu mereka mengendalikan kota Kiwanja, tetapi angkatan bersenjata Republik Demokratik Kongo tidak menyerah,” kata John Banyene, presiden masyarakat sipil setempat.

Misi Stabilisasi Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa di RD Kongo (MONUSCO) menginformasikan bahwa dalam pertemuparan di Kiwanja dengan M23, ada empat pasukannya yang terluka di Kiwanja, dua terluka terkena tembakan mortir.

MONUSCO memperingatkan akan membalas dengan keras, jika ada serangan lebih lanjut terhadap pangkalannya.

Daniel Subuka, seorang warga Kiwanja, mengaku telah melihat pemberontak M23 bersenjata lengkap memasuki Kiwanja dan menuju Rutshuru Center.

3. Pertempuran dengan pemberontak telah menyebabkan hampir 200 ribu orang mengungsi

Ilustrasi kamp pengungsi. (Unsplash.com/Julie Ricard)

M23 didirikan pada 2012 sebagai kelompok pemberontakan etnis Tutsi terhadap RD Kongo. Kelompok itu menjadi terkenal karena merebut Goma. Setelah adanya kesepakatan damai, banyak pejuang M23 diintegrasikan ke dalam militer nasional.

Namun, M23 memulai kembali pemberontakan pada November tahun lalu, menuduh pemerintah telah gagal memenuhi janjinya selama satu dekade. Pada Juni, mereka telah merebut kota strategis Bunagana di dekat perbatasan dengan Uganda.

Konflik yang terjadi telah memaksa hampir 200 ribu orang mengungsi. Kekerasan saat ini sedang meningkat dan dalam waktu seminggu telah memaska setidaknya 40 ribu orang mengungsi.

Dukungan Rwanda terhadap M23, juga pernah disampaikan PBB dalam sebuah laporan pada Agustus, yang menyampaikan bahwa tentara Rwanda sedang melakukan operasi di RD Kongo bagian timur untuk mendukung pemberontakan M23. Presiden Rwanda Paul Kagame diketahui merupakan keturunan etnis Tutsi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vanny El Rahman
EditorVanny El Rahman
Follow Us