Kepala UNCTAD, Rebeca Grysnpan. (UNCTAD)
Ia secara khusus ditugaskan untuk menegosiasikan apa yang disebut Inisiatif Laut Hitam untuk PBB pada tahun 2022, yang berupaya memfasilitasi ekspor puluhan juta ton biji-bijian Ukraina di tengah invasi besar-besaran Rusia, dalam upaya untuk mencegah krisis ketahanan pangan global.
“Perdagangan dapat menjadi alat untuk perdamaian dan alat untuk diplomasi — saya sungguh percaya demikian,” kata Grynspan.
Tarif tinggi yang diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump terhadap negara-negara di seluruh dunia semakin mempersulit tugasnya.
“Telah terjadi pergeseran tektonik dalam cara sistem perdagangan bekerja,” ia memperingatkan, seraya menambahkan bahwa konferensi besar UNCTAD yang dijadwalkan minggu depan akan berlangsung di “waktu yang kritis bagi perdagangan global dan multilateralisme”.
“Akan sangat sulit untuk kembali ke masa lalu,” ujarnya. Ia menekankan perlunya menstabilkan aturan perdagangan global.
“Kita membutuhkan AS dan Tiongkok untuk benar-benar melanjutkan jalur negosiasi,” ujarnya. Grynspan juga memperingatkan bahwa perang dagang besar-besaran antara negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia akan memiliki konsekuensi global yang mengerikan.
Ia menekankan perlunya untuk mencoba melindungi negara-negara yang rentan. Caranya dengan menunjukkan bahwa telah terjadi tarif yang lebih tinggi di banyak negara rentan dibandingkan di negara-negara maju.