Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Jet tempur Rafale (Pixabay.com/PokeyArt)

Jakarta, IDN Times - Presiden Prancis Emmanuel Macron melakukan kunjungan selama dua hari di negara-negara Teluk. Dalam kunjungannya ke Uni Emirat Arab (UEA), terjadi kesepakatan fantastis di bidang kerja sama alutsista.

UAE sepakat untuk memborong 80 jet tempur Rafale buatan perusahaan Prancis dengan nilai 19 miliar dolar AS atau sekitar Rp275 triliun. Ini adalah kesepakatan yang bersejarah, di mana pembelian tersebut adalah jumlah pesanan terbesar yang pernah diterima Prancis.

Menurut SIPRI, Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm, ekspor senjata Prancis terus mengalami peningkatan. Sebagian besar negara tujuan ekspor senjata dari Prancis adalah negara-negara Timur Tengah, dan Asia Selatan.

1. Perkuat kemitraan strategis untuk meningkatkan stabilitas regional

Presiden Prancis Emmanuel Macron sedang dalam kunjungan ke negara-negara Teluk seperti UEA, Qatar dan Arab Saudi. Perjalanan itu dilakukan Macron untuk meningkatkan hubungan kerja sama dengan negara-negara Teluk.

Pada hari Jumat (3/12/21), Macron tiba di UEA. Di sana, menurut media Prancis, France24, UEA sepakat untuk mendapatkan senjata baru yakni jet tempur dan helikopter. Nilai dari kesepakatan tersebut adalah 19 miliar dolar AS atau sekitar Rp275,9 triliun.

Dengan uang sebanyak itu, UEA akan mendapatkan jet tempur Rafale F4 generasi tercanggih dan 12 helikopter transportasi militer Caracal. 

Dalam sebuah pernyataan tentang kesepakatan, disebutkan "ini adalah hasil dari kemitraan strategis antara kedua negara, mengkonsolidasikan kapasitas mereka untuk bertindak bersama demi otonomi dan keamanan mereka."

Kesepakatan itu membuat UEA mengikuti jejak pesaingnya, yakni Qatar, yang sebelumnya telah sepakat memborong 36 pesawat tempur dari Prancis.

Dilansir Euro News, Menteri Angkatan Darat Prancis Florence Parly memuji kesepakatan UEA-Prancis. "Ini adalah berita bagus yang akan melanggengkan ratusan pekerjaan di Prancis," katanya. Dengan kesepakatan itu, diperkirakan akan membuka sekitar 7.000 pekerjaan bagi Prancis.

Beberapa analis pertahanan menyebutkan bahwa pembelian Rafale ini akan menggantikan armada jet tempur Mirage 2000. Sebagai negara yang juga bermitra dengan AS, jet tempur Rafale tidak mungkin digunakan untuk menggantikan peran F-35 buatan Amerika.

2. Kesepakatan bersejarah UEA-Prancis dinilai karena AS berpaling dari Timur Tengah

Editorial Team

EditorPri Saja

Tonton lebih seru di