Rektor Era Taliban Bikin Heboh Sebut Perempuan Tak Boleh ke Kampus

Jakarta, IDN Times - Rektor baru Universitas Kabul, Mohammad Ashraf Ghairat membuat heboh dengan menyatakan perempuan dilarang datang ke universitas atau bekerja. Dia menuliskan pernyataan itu melalui akun Twitter pribadinya.
"Saya berjanji sebagai Rektor Universitas Kabul, selama lingkungan Islam yang nyata belum diterapkan untuk semuanya, maka perempuan tidak diizinkan untuk datang ke universitas atau bekerja. Islam nomor satu," cuit Ghairat seperti yang dikutip, Rabu (29/9/2021).
Ghairat adalah rektor yang baru menjabat setelah ditunjuk oleh pemerintahan Taliban. Pernyataan Ghairat itu pun menimbulkan kontroversi. Pasalnya, sejak Taliban menduduki Kabul, mereka menyatakan akan tetap memberikan kesempatan untuk perempuan melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi.
1. Ghairat bantah larang perempuan berkuliah
Setelah pernyataannya ramai diberitakan, Ghairat membuat cuitan lagi di Twitter. Dia mengatakan media telah menyalahartikan pernyataannya. Dia juga membantah telah melarang perempuan untuk berkuliah atau bekerja.
"Ini kesalahpahaman yang buruk terkait kata-kata saya oleh New York Times. Saya tidak pernah mengatakan bahwa kita tidak akan pernah mengizinkan pernah untuk kuliah atau bekerja," tulis Ghairat lagi.
Dia mengatakan perempuan memang harus tinggal di rumah untuk sementara, sampai Taliban menciptakan lingkungan sesuai dengan syariah Islam.
"Kami bekerja keras untuk segera menciptakan lingkungan Islam yang aman," kata dia.