Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Taliban Umumkan Aturan Kuliah bagi Perempuan, Boleh Pascasarjana

Pejuang hak perempuan Afganistan dan aktivis sipil melakukan protes menyerukan kepada Taliban untuk meneruskan prestasi mereka dan pendidikan, di depan istana kepresidenan di Kabul, Afganistan, Jumat (3/9/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Jakarta, IDN Times - Pemerintahan Taliban masih meninjau kurikulum perkuliahan sebagai tindak lanjut komitmen kelompok tersebut terkait mengizinkan perempuan Afghanistan untuk berkuliah. Menteri Pendidikan Tinggi Afghanistan, Abdul Baqi Haqqani mengatakan mata kuliah untuk perempuan juga akan ditinjau kembali.

Namun, dia memastikan Taliban tak akan memberlakukan peraturan yang sama seperti 20 tahun lalu, di mana kala itu perempuan dilarang untuk berkuliah. Bahkan, perempuan juga boleh melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana.

“Kami akan mulai membangun apa yang ada hari ini,” kata Haqqani seperti yang dilansir dari Al Jazeera, Minggu (12/9/2021).

1. Perempuan wajib pakai hijab dan belajar di ruang terpisah

Pengungsi anak-anak menunggu penerbangan berikutnya setelah didaftarkan di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Kamis (19/8/2021). Gambar diambil 19 Agustus 2021 (ANTARA FOTO/1stLt. Mark Andries/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS)

Meski begitu, perempuan diperbolehkan kuliah dengan syarat wajib memakai hijab. Namun, belum ada kepastian dari Haqqani apakah perempuan wajib memakai niqb/burka untuk belajar di perguruan tinggi.

Selain itu, segregasi gender juga akan ditegakkan. Artinya, perempuan tak boleh belajar di ruangan yang sama dengan laki-laki, atau minimal disekat dengan tirai. “Kami tidak akan mengizinkan anak laki-laki dan perempuan untuk belajar bersama,” ucap Haqqani.

Selain itu, metode pengajaran juga dapat dilakukan melalui streaming atau saluran TV tertutup.

2. Mahasiswi akan diajar dosen perempuan

Marinir AS dan Unit Ekspedisi Laut (MEU) ke-24 memproses pengungsi saat melewati Pusat Kendali Evakuasi (ECC) di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, Sabtu (28/8/2021). ANTARA FOTO/U.S. Marine Corps/Staff Sgt. Victor Mancilla/Handout via REUTERS.

Selain itu, nantinya perempuan atau mahasiswi juga akan diajar oleh dosen perempuan. Dia mengatakan banyak tenaga pengajar perempuan yang bisa mengajar para mahasiswi di Afghanistan.

“Alhamdulillah kami memiliki banyak guru perempuan. Kami tidak akan menghadapi masalah dalam hal ini. Segala upaya akan dilakukan untuk mencari dan menyediakan guru perempuan bagi siswa perempuan,” tutur dia.

Namun, jika tak ada dosen perempuan yang tersedia, Taliban mengizinkan dosen laki-laki untuk mengajar dengan syarat mahasiswi harus memakai cadar.

“Kalau memang ada kebutuhan, laki-laki juga bisa mengajar, tapi sesuai syariah, mereka harus menjaga cadar,” ujar Haqqani.

3. Aturan Taliban soal perempuan

Warga Afghanistan berjalan ke bus yang membawa mereka ke pusat pemrosesan pengungsi setibanya di Bandara Internasional Dulles di Dulles, Virginia, AS, Selasa (24/8/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Kevin Lamarque.

Pemerintahan Taliban masih mengizinkan perempuan untuk menjadi presenter, atau tampil dalam saluran berita. Namun, kebijakan ini belum resmi.

Sebelumnya, juru bicara Taliban, Syed Zekrullah Hashmi mengatakan partisipasi perempuan di pemerintahan tidaklah dibutuhkan. Dia mengatakan tugas perempuan adalah melahirkan dan membesarkan anak.

“Tidak perlu perempuan berada di kabinet,” ujar Hashmi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Vadhia Lidyana
EditorVadhia Lidyana
Follow Us