Menurut kelompok hak asasi manusia Hengaw yang berbasis di Norwegia, perempuan berusia 16 tahun itu diserang oleh agen polisi moral di stasiun metro Shohada di Teheran pada Minggu (1/10/2023).
Kelompok itu mengatakan Geravand dan teman-temannya dihentikan oleh polisi karena tidak mengenakan jilbab. Petugas kemudian mendorong remaja itu hingga terjatuh dan mengakibatkan kepalanya terbentur. Ia pun jatuh pingsan. Ia kemudian dirawat di rumah sakit karena mengalami cedera otak parah.
Media pemerintah telah memublikasikan video Geravand yang dibawa keluar dari kereta bawah tanah dalam kondisi tak sadarkan diri. Namun tidak ada rekaman video di dalam kereta yang dirilis.
Pihak berwenang membantah bahwa Geravand terluka akibat konfrontasi dengan petugas dan mengklaim bahwa remaja tersebut pingsan karena tekanan darah rendah.
Para pembela hak asasi manusia khawatir bahwa Geravand akan bernasib sama dengan dengan Mahsa Amini. Perempuan Kurdi berusia 22 tahun itu meninggal dalam tahanan polisi moral karena tidak mengenakan jilbab di depan umum. Kematiannya memicu protes anti-pemerintah yang belum pernah terjadi sebelumnya di Iran.