Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
WhatsApp Image 2025-10-09 at 16.16.26.jpeg
Pertemuan bilateral Menlu RI Sugiono dan Menlu Belanda David van Weel di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri Indonesia. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Intinya sih...

  • Kolaborasi sawit berkelanjutan untuk petani kecil: Melalui MoU NISCOPS, kedua negara menegaskan komitmen terhadap pengembangan industri sawit yang berkelanjutan dan inklusif. Fokus utamanya adalah memperkuat rantai pasok yang transparan serta mendorong kesejahteraan petani kecil.

  • Plan of Action 2026–2029 jadi peta jalan baru: Peluncuran rencana aksi ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan diplomatik kedua negara. Salah satu fokus utama dalam rencana ini adalah kerja sama ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan, terutama melalui Indonesia–EU CEPA.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Pemerintah Indonesia dan Belanda menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) National Initiatives for Sustainable Climate Smart Oil Palm Smallholders (NISCOPS) sebagai bentuk kerja sama konkret dalam mendukung produksi minyak sawit berkelanjutan. Penandatanganan dilakukan dalam pertemuan antara Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Sugiono dan Menlu Belanda David van Weel di Gedung Pancasila, Jakarta, Kamis (9/10/2025).

Kesepakatan ini menjadi salah satu langkah penting dalam memperkuat kemitraan kedua negara di sektor keberlanjutan dan pembangunan hijau. MoU tersebut juga menegaskan komitmen bersama untuk meningkatkan kesejahteraan petani kecil dan memperkuat rantai pasok yang lebih ramah lingkungan.

“Kami menyambut kelanjutan kerja sama melalui MoU NISCOPS yang baru saja kami tanda tangani. Inisiatif ini mendukung produksi minyak sawit, memperkuat mata pencaharian petani kecil, dan memajukan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ujar Sugiono.

1. Kolaborasi sawit berkelanjutan untuk petani kecil

Pertemuan bilateral Menlu RI Sugiono dan Menlu Belanda David van Weel di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri Indonesia. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Melalui MoU NISCOPS, kedua negara menegaskan komitmen terhadap pengembangan industri sawit yang berkelanjutan dan inklusif. Fokus utamanya adalah memperkuat rantai pasok yang transparan serta mendorong kesejahteraan petani kecil.

Kerja sama ini juga menjadi wujud dukungan terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam sektor ekonomi hijau dan pertanian berkelanjutan.

“Inisiatif ini mendukung produksi minyak sawit dan memperkuat mata pencaharian petani kecil,” ujar Sugiono.

Program NISCOPS sendiri telah berjalan sejak fase pertama dan kini memasuki tahap lanjutan yang diperluas. Dengan kolaborasi ini, Belanda berkomitmen menjadi mitra utama Indonesia dalam mendorong praktik industri sawit yang lebih beretika dan berdaya saing global.

Kedua negara juga bertekad memastikan bahwa kerja sama ini tidak hanya berorientasi ekonomi, tetapi juga berkontribusi pada konservasi lingkungan dan kesejahteraan sosial masyarakat di daerah penghasil sawit.

2. Plan of Action 2026–2029 jadi peta jalan baru

Pertemuan bilateral Menlu RI Sugiono dan Menlu Belanda David van Weel di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri Indonesia. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Selain MoU NISCOPS, pertemuan tersebut juga menghasilkan Plan of Action 2026–2029, yang menjadi peta jalan baru untuk memperdalam kerja sama komprehensif Indonesia–Belanda. Menlu Sugiono menyebut, peluncuran rencana aksi ini sebagai tonggak penting dalam perjalanan diplomatik kedua negara.

“Kita telah mencapai tonggak penting hari ini dengan peluncuran Plan of Action 2026–2029. Rencana ini memberikan peta jalan konkret untuk memperdalam Kemitraan Komprehensif demi manfaat kedua bangsa,” ujarnya.

Salah satu fokus utama dalam rencana ini adalah kerja sama ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan, terutama melalui Indonesia–EU CEPA.

“Salah satu faktor kunci dari kemitraan ini adalah Indonesia–EU CEPA yang akan memperkuat kerja sama dengan memperluas akses pasar, menarik investasi berkualitas, dan memastikan perdagangan yang adil dan seimbang,” ujar Sugiono.

Plan of Action tersebut juga menandai komitmen kedua negara untuk memperkuat kolaborasi di sektor energi hijau, teknologi, dan pendidikan.

3. Belanda pandang Indonesia sebagai mitra strategis

Pertemuan bilateral Menlu RI Sugiono dan Menlu Belanda David van Weel di Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri Indonesia. (IDN Times/Marcheilla Ariesta)

Dalam kesempatan yang sama, David van Weel menegaskan, hubungan antara Indonesia dan Belanda kini semakin kuat dan dinamis, berlandaskan sejarah panjang serta visi bersama untuk masa depan.

“Hubungan antara Indonesia dan Belanda bersifat luas, dan terus berkembang. Kunjungan saya hari ini mencerminkan ambisi bersama kita untuk memperdalam kemitraan di tahun-tahun mendatang,” kata van Weel.

Ia juga menyebut kemitraan ini mencakup kerja sama di berbagai sektor, termasuk politik, ekonomi, dan budaya. Belanda, kata van Weel, ingin menjadi mitra yang stabil dan dapat diandalkan bagi Indonesia di kawasan Asia Tenggara. Dengan kerja sama strategis seperti NISCOPS dan Plan of Action 2026–2029, Belanda menilai Indonesia sebagai mitra penting dalam upaya membangun masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

Pertemuan bilateral ini menegaskan komitmen kedua negara untuk terus memperkuat hubungan, tak hanya melalui diplomasi formal, tetapi juga lewat kolaborasi konkret yang membawa manfaat bagi masyarakat luas.

Editorial Team