Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bendera Serbia. (pixabay.com/apakom)

Jakarta, IDN Times - Ribuan warga Serbia turun ke jalan pada Senin (29/7/2024) untuk memprotes rencana penggalian lithium di negara mereka. Aksi unjuk rasa terbesar terjadi di kota Sabac, yang terletak sekitar 50 kilometer timur laut dari lokasi tambang yang direncanakan. Demonstrasi serupa juga berlangsung di kota-kota lain seperti Kraljevo, Arandjelovac, Ljig, dan Barajevo.

Para demonstran menentang proyek penambangan lithium yang merupakan hasil kerja sama antara pemerintah Serbia dengan perusahaan tambang raksasa Rio Tinto. Mereka khawatir proyek ini akan mengancam lingkungan dan kesehatan masyarakat.

"Kami tidak bisa hidup tanpa udara dan air bersih, tapi kami bisa hidup tanpa baterai lithium dan mobil listrik," ujar Biljana Stepanovic dari organisasi hak asasi Proglas, dikutip dari Reuters pada Selasa (30/7/2024).

1. Latar belakang proyek lithium Serbia

Melansir dari Associated Press, cadangan lithium terbesar Serbia terletak di lembah barat yang kaya akan lahan subur dan sumber air. Proyek penambangan ini sebenarnya sempat ditangguhkan pada 2022 akibat protes massal. Namun, pada 16 Juli 2024, pemerintah Serbia menyetujui kembali proyek tersebut setelah Mahkamah Konstitusi membatalkan keputusan penghentian sebelumnya.

Tiga hari kemudian, tepatnya pada 19 Juli 2024, Serbia menandatangani kesepakatan baru tentang "bahan baku kritis" dengan Uni Eropa (UE). Penandatanganan ini dihadiri oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz dan kepala energi UE, Maros Sefcovic. Perjanjian ini bertujuan mengurangi ketergantungan Eropa pada China dalam hal pasokan lithium.

Lithium dianggap sebagai bahan kritis oleh UE dan Amerika Serikat untuk mendukung transisi menuju ekonomi hijau. Bahan ini digunakan dalam pembuatan baterai untuk kendaraan listrik dan perangkat seluler.

2. Warga Serbia khawatir dengan dampak lingkungan dari tambang lithium

Para pengunjuk rasa menyuarakan kekhawatiran mereka terhadap dampak lingkungan yang tidak dapat dipulihkan akibat proyek penambangan lithium ini. Slogan-slogan seperti "Rio Tinto pergi" terdengar di sepanjang aksi protes.

Aktivis lingkungan juga mengkritik pemerintah Serbia yang dianggap lebih mementingkan kepentingan sendiri daripada kepentingan warga.

"Selain semua institusi, mereka telah menduduki sungai-sungai dan hutan kami," ujar aktivis lingkungan Nebojsa Kovandzic, dilansir dari Barrons.

NGO Arsip Pertemuan Publik Serbia menyatakan, mobilisasi masyarakat lokal dalam protes ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam gerakan protes di Serbia. Sebagai bentuk tekanan lebih lanjut, kelompok-kelompok lingkungan mengancam akan memblokir jalur kereta api utama pada Agustus jika pemerintah tidak menghentikan proyek.

3. Pemerintah Serbia janji lakukan referendum

Menanggapi gelombang protes ini, Presiden Serbia Aleksandar Vucic menyatakan bahwa penggalian tidak akan dimulai sebelum 2028. Ia juga berjanji akan mengadakan referendum tentang proyek ini sebelum akhir 2025. Namun, janji ini tampaknya belum cukup untuk meredakan kekhawatiran masyarakat.

Proyek penambangan lithium ini menempatkan Serbia dalam posisi yang rumit. Di satu sisi, Serbia merupakan kandidat keanggotaan Uni Eropa. Di sisi lain, negara ini juga dikenal sebagai salah satu negara paling tercemar di Eropa. Serbia juga membutuhkan miliaran euro untuk memenuhi standar lingkungan UE jika ingin bergabung dengan blok tersebut.

Para demonstran juga menolak jaminan yang diberikan oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz bahwa proyek Jadar hanya akan dilanjutkan jika sesuai dengan standar lingkungan UE.

"Dengan proyek ini tidak akan ada masa depan. Ini berarti kematian bagi rakyat," kata Sinisa Todorovic, seorang salesman berusia 52 tahun yang ikut dalam aksi protes.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorLeo Manik