Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

PM Hungaria: Eropa di Ambang Kehancuran, Poros Dunia Bergeser ke Asia 

Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban dan Presiden China, Xi Jinping. (twitter.com/@PM_ViktorOrban)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Hungaria, Viktor Orbán, memperingatkan bahwa Uni Eropa (UE) berada di jalur menuju kehancuran. Pernyataan itu disampaikannya dalam pidato di Băile Tuşnad, Romania, pada Sabtu (27/7/2024).

Orbán berbicara tentang tatanan dunia baru yang berorientasi Asia dan secara terbuka mendukung Donald Trump dalam pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) mendatang. PM sayap kanan ini menyatakan Eropa telah menyerah untuk membela kepentingannya sendiri.

"Semua yang dilakukan Eropa saat ini hanyalah mengikuti kebijakan luar negeri AS yang pro-Demokrat tanpa syarat, bahkan dengan mengorbankan penghancuran diri" ujar Orbán, dikutip dari The Guardian.

Lebih lanjut, pemimpin nasionalis ini memprediksi pergeseran kekuatan global dari Barat ke Asia dan Rusia. Ia menyebut perubahan ini belum pernah terjadi selama 500 tahun terakhir.

1. Kritik tajam Orban terhadap Uni Eropa dan Barat

Orban tidak segan mengkritik kebijakan luar negeri AS yang menurutnya terlalu pro-Demokrat. Ia bahkan menuduh AS berada di balik ledakan yang merusak pipa gas Nord Stream dan menyebutnya sebagai tindakan terorisme. Meski demikian, Orban tidak menyertakan bukti untuk mendukung klaimnya tersebut.

Dilansir dari Reuters, dia juga menyatakan UE perlu melepaskan identitasnya sebagai proyek politik dan beralih menjadi proyek ekonomi dan pertahanan.

"UE perlu melepaskan identitasnya sebagai proyek politik dan menjadi proyek ekonomi dan pertahanan," tegasnya.

Terkait isu imigrasi, Orban dengan tegas menolak imigrasi sebagai solusi untuk populasi yang menua di negaranya. Ia memperingatkan bahwa jika ada lebih banyak tamu daripada pemilik, maka rumah tidak lagi menjadi rumah.

2. Orban yakin Asia akan jadi poros baru dunia

Menariknya, Orban menyebut kepemimpinan Rusia sebagai "hiper rasional". Ia menyatakan Rusia memiliki posisi yang rasional dan dapat diprediksi dalam urusan dunia. PM Hungaria ini juga memuji fleksibilitas ekonomi Rusia dalam beradaptasi dengan sanksi Barat sejak invasi Krimea pada 2014.

"Posisi terkuat daya tarik internasional soft power Rusia adalah oposisinya terhadap LGBTQ," ujar Orbán.

Ia menambahkan bahwa Rusia telah mendapatkan pengaruh di banyak bagian dunia dengan menentang hak-hak LGBTQ+.

Orbán memprediksi pergeseran kekuatan global ke arah Asia. Ia menyebut China, India, Pakistan, dan Indonesia sebagai kekuatan besar dunia di masa depan.

"Dalam beberapa dekade panjang berikutnya, mungkin berabad-abad, Asia akan menjadi pusat dominan dunia," ungkapnya.

3. Orban ragu Ukraina akan gabung Uni Eropa atau NATO

Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (twitter.com/ZelenskyyUa)

Terkait konflik Ukraina-Rusia, Orbán meragukan Ukraina akan menjadi anggota NATO atau UE.

"Kami orang Eropa tidak memiliki cukup uang untuk itu," katanya.

Ia memprediksi Ukraina akan kembali ke posisi negara penyangga, dengan jaminan keamanan internasional yang akan ditetapkan dalam perjanjian antara AS dan Rusia.

Pernyataan ini sejalan dengan sikap Orban yang telah melakukan kunjungan misi perdamaian ke Moskow dan Beijing. Ia juga konsisten menolak memberikan senjata kepada Ukraina dan sering menunda atau memblokir upaya bantuan keuangan.

Sikap memihak Orban terkait pemilu AS turut mendapat kritik dari Duta Besar AS untuk Hungaria, David Pressman. Melalui unggahan di platform X, Pressman menyatakan retorika Orbán berisiko mengubah hubungan Hungaria dengan Amerika.

"Kami tidak memiliki sekutu atau mitra lain yang secara terbuka dan tanpa lelah berkampanye untuk kandidat tertentu dalam pemilihan AS," tulisnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Leo Manik
EditorLeo Manik
Follow Us