Rusia Ajukan Syarat Damai: Pengakuan atas Wilayah Ukraina yang Direbut

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov, pada Senin (28/4/2025), mengaku sudah siap mengadakan negosiasi damai dengan Ukraina. Namun, ia mensyaratkan pengakuan internasional wilayah dudukan di Ukraina sebagai teritori resmi Rusia.
"Pengakuan internasional kepada Krimea, Sevastopol, Luhansk, Donetsk, Kherson, dan Zaporizhzhia sebagai bagian dari Rusia adalah perintah lain. Semua komitmen Kiev harus mengikutinya, termasuk dengan mekanisme pemaksaan dan secara permanen," ungkapnya, dikutip Tass.
Pekan lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengaku tidak akan mengakui Krimea sebagai teritori Rusia. Pernyataannya dikecam oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan menudingnya ingin memperpanjang perang di Ukraina.
1. Rusia minta jaminan Ukraina tidak masuk NATO
Lavrov menambahkan bahwa salah satu permintaan lain dari Rusia adalah jaminan Ukraina tidak akan bergabung dalam NATO dan berdiri sebagai negara netral.
"Rusia meminta Ukraina mematuhi deklarasi kedaulatan pada 1990 untuk menjadi negara netral. Faktor ini membentuk salah satu dari dua pilar untuk akhir dari krisis di Ukraina yang sesuai dengan kepentingan Rusia. Faktor lainnya adalah demiliterisasi dan de-Nazifikasi Ukraina," tuturnya.
Ia menambahkan, tidak boleh ada lagi sikap anti-Rusia di Ukraina dan mengharuskan semuanya dikembalikan seperti semula, termasuk dalam bahasa, budaya, media, dan kepercayaan Ortodoks.
Lavrov menyebut, Rusia juga mendesak jaminan keamanan solid untuk negaranya dari segala ancaman. Ia menyebut bahwa NATO dan Uni Eropa (UE) menebarkan ancaman besar di sepanjang perbatasan.