Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Trump: Rusia Ingin Berdamai Tanpa Ambil Seluruh Ukraina

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Gage Skidmore from Peoria, AZ, United States of America, CC BY-SA 2.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, pada Kamis (24/4/2025), menyebut bahwa Rusia sudah mengupayakan kompromi untuk berdamai dengan tidak mengambil seluruh teritori Ukraina. 

"Kami berpikir keras bahwa keduanya ingin berdamai, tapi mereka butuh berunding dalam satu meja. Menghentikan perang dan mengambil alih seluruh Ukraina. Itu adalah kompromi yang cukup besar bagi Rusia. Kami sudah menekan Rusia dan mereka tahu itu," terang Trump, dikutip TVP World

Sebelumnya, Trump telah mendesak Ukraina untuk mengakui Krimea sebagai teritori Rusia. Ia pun menyebut penolakan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk mengakui Krimea akan merusak perundingan perdamaian. 

1. Sebut Krimea akan tetap menjadi teritori Rusia

Trump mengungkapkan bahwa Krimea tidak akan dianeksasi oleh Rusia jika ia sudah menjadi presiden AS pada 2014. Ia menyebut Krimea sebagai pemberian kepada Rusia oleh mantan Presiden AS, Barack Obama. 

"Teritori itu diberikan oleh Barack Hussein Obama dan bukan oleh saya. Jika saya sudah menjadi presiden saat itu, aneksasi ini tidak akan terjadi. Krimea akan tetap menjadi wilayah Rusia. Zelenskyy tahu itu dan semua orang paham bahwa teritori ini sudah bersama mereka dalam waktu lama," tuturnya. 

Sementara itu, kemungkinan pengakuan AS terhadap Krimea di bawah administrasi Rusia sudah mencuat ke permukaan dalam beberapa hari terakhir. Pengakuan itu disebut akan menjadi bagian dari perjanjian perdamaian Rusia-Ukraina. 

2. Klitschko sebut Ukraina harus menyerahkan teritori kepada Rusia

Wali Kota Kiev, Vitali Klitschko, mengungkapkan bahwa Ukraina mungkin harus menyerahkan sebagian teritorinya sebagai bagian dari persetujuan perdamaian dengan Rusia. 

"Salah satu skenarionya adalah menyerahkan teritori Ukraina. Ini memang tidak adil. Namun, demi mewujudkan perdamaian jangka panjang, maka dibutuhkan perdamaian untuk sementara waktu," tuturnya, dilansir BBC

Ia menambahkan bahwa Zelenskyy mungkin akan dipaksa untuk menentukan solusi menyakitkan untuk mencapai perdamaian. Mantan petinju itu mengatakan, Zelenskyy tidak pernah mendiskusikan apapun dengannya dan menentukan sendiri keputusannya. 

Klitschko mengakui bahwa penyerahan teritori bertentangan dengan kepentingan nasional Ukraina. Ia pun memahami bahwa Ukraina harus berjuang hingga akhir, tapi ini membutuhkan perjuangan keras bagi Ukraina. 

3. Zelenskyy minta AS menganggap Rusia sebagai agresor

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (President Of Ukraine, CC0, via Wikimedia Commons)

Zelenskyy mengaku berharap bahwa seluruh negara, termasuk AS memiliki paham yang sama bahwa Rusia adalah negara agresor. Ia menyebut Ukraina hanya mempertahankan wilayahnya dari invasi skala besar Rusia. 

"Kami harus memiliki pemahaman yang sama bahwa Rusia adalah agresor. Anda seharusnya tidak menyebut bahwa Ukraina dan Rusia memulai perang ini. Saya percaya bahwa ini menyakitkan didengar untuk rakyat kami," ujarnya, dikutip The Kyiv Independent

Ia mengucapkan terima kasih kepada AS yang berperan sebagai mediator untuk menghentikan perang dengan Rusia. Ia menyebut Ukraina akan terus memandang AS sebagai sekutu dekat. 

"Kami tahu bahwa AS memiliki posisi sebagai mediator di konflik ini. Itu yang dipilih oleh AS, tapi kami tetap memandang AS sebagai sekutu dekat. Kami ingin mencapai perdamaian lewat kekuatan yang akan digunakan Rusia karena mereka adalah negara agresor," tambahnya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us