Rusia adalah pendukung utama Belarusia. Ketika Belarusia terlibat ketegangan hubungan dengan UE, Moskow telah meningkatkan hubungan untuk mendukung negara yang dipimpin oleh Presiden Lukashenko itu.
Rusia dan Belarusia telah memiliki perjanjian di berbagai sektor seperti politik, ekonomi dan militer yang erat. Ketika Belarusia mendapatkan tekanan bertubi-tubi dari UE, Rusia datang sebagai pendukung Belarus.
Pada bulan September, sebagai bagian dari dukungan itu, Rusia mengadakan latihan tempur dengan pasukan Belarus yang melibatkan 200.000 ribu personel militer. Dilansir Associated Press, dalam beberapa pekan terakhir Moskow juga telah berulangkali mengirim pesawat bomber berkemampuan nuklir untuk patroli di langit Belarus.
Pada hari Rabu, jet tempur Rusia dan Belarus bersama-sama melakukan patroli di wilayah udara Belarusia.
Hubungan buruk Belarusia dengan UE dimulai pada Agustus tahun 2020. Saat itu, rakyat melakukan protes besar-besaran menolak hasil pemilu yang memenangkan Lukashenko untuk jabatan keenam.
Demonstran pro-demokrasi itu ditindak dengan keras oleh pasukan keamanan dan ribuan orang ditahan. Para aktivis pro-demokrasi juga dijebloskan ke dalam penjara.
UE menjatuhkan sanksi kepada beberapa perusahaan dan pejabat Belarus karena telah menindak para demonstran pro-demokrasi secara keras. Tapi Lukashenko kemudian membalas UE dengan menjadikan negaranya sebagai pintu masuk bagi puluhan ribu imigran dari Timur Tengah yang ingin memasuki negara-negara UE, khususnya Polandia.
UE menuduh bahwa Presiden Lukashenko menggunakan para imigran sebagai pion dan menipu mereka agar bisa memasuki negara-negara blok UE. Ketegangan di perbatasan antara Belarus dan Polandia sempat terjadi selama berminggu-minggu, dengan ribuan orang terdampar pada suhu dingin di luar ruangan. Belasan imigran diketahui tewas dalam insiden itu.