Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tentara Rusia. (Mil.ru, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Rusia diduga telah merelokasi tentara dan pangkalan militer dari Suriah ke Libya usai kejatuhan Presiden Bashar al-Assad pada awal Desember. Langkah ini sebagai kelanjutan kelancaran operasi militer dan pengaruh Rusia di Afrika dan Timur Tengah. 

Ukraina dan pemerintahan baru Suriah sepakat memulihkan hubungan bilateral usai diputus pada Juni 2022. Sementara, Pemimpin Suriah Ahmed al-Sharaa ingin melanjutkan hubungan baik dengan Moskow meskipun memprediksi tentara Rusia akan ditarik dari negaranya. 

1. Rusia bantu pindahkan puluhan perwira Suriah ke Libya

Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), pada Rabu (1/1/2025), mengatakan bahwa terdapat sekitar 60 perwira militer Suriah di bawah pemerintahan Assad yang direlokasi ke Libya sepanjang Desember 2024. 

Melansir TVP World, relokasi perwira militer Suriah itu dilakukan dalam dua tahap. Penerbangan pertama dilakukan pada 8 Desember menggunakan pesawat penumpang sipil. Sedangkan yang kedua dilangsungkan pada 13 Desember menggunakan pesawat tempur Rusia. 

Sementara itu, Libya menjadi alternatif Rusia untuk mempertahankan pengaruhnya di Afrika setelah kejatuhan Assad. Sejak 2019, Moskow sudah membantu Jenderal Khalifa Haftar yang mengontrol bagian timur Libya hingga kini. 

Pada 2020, Haftar sempat berupaya merebut ibu kota Tripoli yang dipimpin oleh Government of National Accord. Rusia sudah mendukung Haftar dengan mengirimkan pasukan pembunuh bayaran Wagner Grup ke Libya. 

2. Terdapat peningkatan penerbangan dari Suriah ke Libya

Editorial Team

EditorBrahm

Tonton lebih seru di