Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pasokan Gas Rusia ke Eropa Disetop, Siapa yang Bakal Dirugikan? 

Ilustrasi jalur pipa gas (Unsplash/Quinten de Graaf)

Jakarta, IDN Times – Aliran gas Rusia ke Eropa yang melewati Ukraina dihentikan tepat di awal tahun setelah Kiev menolak merundingkan kembali kesepakatan transit di tengah perang dengan Moskow. Keengganan Ukraina dimanfaatkan untuk menurunkan pendapatan Rusia dalam mendanai perangnya.

"Ini mengakhiri dominasi Rusia di pasar energi Uni Eropa," kata Jonah Hull dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Kiev, Rabu (1/1/2025).

Sebelum invasi Ukraina pada 2022, Rusia memasok sekitar 35 persen ekspor gas alam melalui pipa ke Eropa. Namun, dengan ditutupnya rute gas tertua Rusia ke Eropa, pangsa Rusia telah menyusut hingga kurang dari 10 persen.

Dilansir Reuters, kontrak terbaru diperbarui pada 2020 lalu. Adapun jalur pipa gas lain yang melewati Turki masih memasok gas ke negara-negara seperti Hungaria.

Lalu bagaimana hal ini bisa berdampak terhadap wilayah Eropa, dan siapa yang dirugikan dari tindakan tersebut? Berikut ulasannya!

1. Keuntungan yang diterima Rusia dan Ukraina dari ekspor gas ke Eropa

Banyak negara Eropa mulai mengurangi ketergantungan mereka pada gas Rusia setelah invasi Moskow ke Ukraina pada Februari 2022. Pada puncaknya, pangsa Moskow dalam impor gas Eropa berada pada 35 persen, kemudian turun menjadi sekitar 8 persen.

Uni Eropa menerima kurang dari 14 miliar meter kubik (bcm) gas dari Rusia melalui Ukraina per 1 Desember, turun dari 65bcm per tahun saat kontrak dimulai pada 2020.

Gas tersebut dikirim melalui jaringan pipa Urengoy-Pomary-Uzhgorod dari era Soviet dari Siberia melalui Sudzha. Gas tersebut bergerak melalui Ukraina ke Slovakia. Di sana, jaringan pipa terbagi menjadi cabang-cabang yang menyalurkan pasokan ke Republik Ceko dan Austria.

Kesepakatan transit ini mendatangkan keuntungan finansial bagi Rusia dan Ukraina. Mantan kepala Operator GTS Ukraina memperkirakan bahwa Rusia memperoleh jumlah uang yang jauh lebih besar dari kesepakatan transit tersebut daripada Ukraina.

Rusia memperoleh 5 miliar dolar per tahun. Di sisi lain, Ukraina hanya menerima 800 juta dolar per tahun.

“Tapi sebagian besar uang ini dihabiskan untuk transportasi itu sendiri. Perbendaharaan Ukraina menerima 100-200 juta dolar dalam bentuk pajak dan dividen,” kata Makohonm dikutip Al Jazeera.

Bloomberg memperkirakan pendapatan Rusia dari kesepakatan itu bahkan lebih tinggi, yakni 6,5 miliar dolar per tahun. 

2. Siapa yang bakal dirugikan dengan penyetopan ini?

Austria, Slovakia, dan Moldova mengandalkan rute transit untuk pasokan listrik mereka. Austria menerima sebagian besar gasnya dari Rusia melalui Ukraina, sementara Slovakia memperoleh sekitar dua per tiga dari total permintaannya.

Perdana Menteri Slovakia, Robert Fico, mengatakan pada Rabu bahwa penghentian pasokan akan merugikan negara Eropa Timur itu ratusan juta dolar dalam pendapatan transit dan biaya yang lebih tinggi untuk impor gas lainnya.

Fico menegaskan bahwa hal ini akan mengakibatkan kenaikan harga gas di seluruh Eropa. Kementerian ekonomi Slovakia mengatakan bahwa negara tersebut harus menanggung biaya sebesar 184 juta dolar AS untuk menerima gas melalui rute alternatif.

Namun yang paling rentan adalah Moldova. Rusia mengirim sekitar 2 miliar meter kubik gas melalui Ukraina ke wilayah Moldova setiap tahun sejak 2022. Moldova telah mengumumkan keadaan darurat karena kekurangan gas yang akan terjadi.

Presiden Moldova, Maia Sandu, menyalahkan Gazprom karena tidak mempertimbangkan rute alternatif. Ia mengatakan, musim dingin di Moldova akan keras tanpa gas Rusia.

Adapun Ukraina sama sekali tak menggunakan gas Rusia yang melintasi wilayahnya. Komisi Uni Eropa mengatakan bahwa mereka telah bersiap untuk keputusan pemutusan tersebut.

3. Alternatif bagi negara-negara Eropa

Bendera Uni Eropa (unsplash.com/Guillaume Périgois)

Eropa telah berupaya mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia dengan membeli gas alam cair (LNG) dari Qatar dan AS, di samping pasokan gas pipa dari Norwegia.

“Infrastruktur gas Eropa cukup fleksibel untuk menyediakan gas yang bukan berasal dari Rusia ke Eropa Tengah dan Timur melalui rute alternatif. Infrastruktur ini telah diperkuat dengan kapasitas impor LNG baru yang signifikan sejak 2022,” kata Anna-Kaisa Itkonen, juru bicara Komisi Eropa.

Sebagai pemasok energi besar di Slovakia, SPP mengatakan pada Rabu bahwa pihaknya siap untuk transisi. Pihaknya akan memasok pelanggannya melalui rute alternatif, terutama dari Jerman dan juga Hungaria. Namun, hal ini akan dikenakan biaya tambahan.

Menurut regulator energi Austria, E-Control, Slovakia dapat menerima gas dari Hungaria, sekitar sepertiga dari Austria, dan pasokan sisanya dari Republik Ceko dan Polandia. Republik Ceko juga menyatakan dapat menyediakan kapasitas transit dan penyimpanan gas bagi Slovakia.

Sementara Moldova dapat memenuhi 38 persen kebutuhan energinya melalui produksi dalam negeri, termasuk 10 persen dari energi terbarukan. Perusahaan Energocom mengatakan bahwa Transnistria akan mengimpor 62 persen sisanya dari negara tetangga Rumania.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us