Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, mendesak Zelenskyy untuk meminta maaf atas perselisihan dengan Trump dan Vance di Oval Office. Ia pun mempertanyakan keinginan Zelenskyy membawa perdamaian di Ukraina.
"Zelenskyy harus minta maaf karena mengubah semua ini menjadi keburukan bagi dirinya. Tidak ada yang dibutuhkannya untuk berada di sana dan bersikap antagonis. Ketika Anda memulai berbicara agresif, maka dia tidak akan berada dalam perundingan. Dari situ, Anda dapat melihat bahwa Zelenskyy mungkin tidak menginginkan perdamaian. Dia bilang ingin, tapi mungkin juga tidak," ungkapnya, dilansir CNN.
Rubio menambahkan bahwa Zelenskyy akan disambut baik kembali di Gedung Putih ketika dia sudah siap berdamai dan serius untuk membawa perdamaian di Ukraina.
Pernyataan Rubio mengindikasikan adanya kerusakan besar hubungan bilateral AS-Ukraina. Sementara, kunjungan Presiden Prancis, Emmanuel Macron ke Washington untuk mengupayakan agar AS tidak memprioritaskan kepentingan Putin di atas Zelenskyy.