Ilustrasi palu pengadilan. (Pexels.com/Sora Shimazaki)
Dilansir Reuters, Orlov dihukum setelah mengambil bagian dalam demonstrasi anti-perang dan menulis artikel berjudul "Mereka menginginkan fasisme. Mereka mendapatkannya."
“Putusan tersebut menunjukkan bahwa artikel saya akurat dan benar,” kata Orlov, sambil diborgol setelah dijatuhi hukuman.
Dia mendapat tepuk tangan dari para pendukungnya di ruang sidang Moskow, termasuk perwakilan dari kedutaan negara-negara Barat.
Jaksa mengatakan Orlov telah menunjukkan kebencian politik terhadap Rusia. Orlov juga sempat mengecam pencekikan kebebasan di negara tersebut, yang ia sebut sebagai distopia.
"Hukuman terhadap Orlov adalah upaya meredam gerakan hak asasi manusia di Rusia dan segala kritik terhadap negara. Namun kami akan melanjutkan pekerjaan kami. Di Rusia modern, segalanya berubah," kata Memorial.
Memorial didirikan pada 1989 sebagai kelompok pembela kebebasan berpendapat dan mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia sejak masa pemimpin Soviet Josef Stalin hingga saat ini. Kelompok itu telah dilarang setelah ditetapkan sebagai "agen asing", dan dibubarkan di Rusia pada 2021.
"Dia dan saya menciptakan Memorial bersama. Tapi hal terpenting yang kami ciptakan adalah sebuah tim. Sebuah tim yang akan bekerja terlepas dari apakah Oleg bebas atau tidak. Jadi kami akan bekerja. Kita akan hidup," kata istri Orlov, Tatiana Kasatkina.