Ambulans dan polisi yang mendapatkan panggilan setelah insiden ledakan segera meluncur ke lokasi kejadian. Dilansir BBC, Andrei Vorobyev yang menjabat sebagai gubernur wilayah Moskow mengonfirmasi ledakan bom rakitan itu, tapi tidak merinci berapa banyak siswa yang terluka.
Jakwa wilayah menjelaskan di unggahan media sosial, bahwa "semua layanan (darurat) bereaksi tepat waktu dan dokter membantu anak-anak yang terluka."
Gereja Vvedensky Vladychniy di Serpukhov didirikan pada 1360. Mereka yang belajar di sekolah Ortodoks itu berusia antara tujuh dan 16 tahun. Siswa yang meledakkan diri adalah alumni sekolah tersebut.
Ledakan bom rakitan disebut tidak terlalu keras. Salah satu saksi yang mendengarnya menjelaskan "suaranya tidak terlalu keras, saya pikir mungkin itu adalah sesuatu yang meledak di tepi sungai karena orang-orang terkadang meledakkan es di sana."
Remaja yang meledakkan diri sebenarnya berusaha memasuki gereja tapi tidak bisa. Di depan gereja, bom rakitan itu meledak, melukai dirinya dan siswa lain. Pintu gereja juga dikabarkan rusak akibat ledakan.
Salah satu penjaga menjelaskan jika seandainya pelaku bisa masuk ke dalam sekolah gereja Ortodoks, maka jumlah korban akan jauh lebih besar. Saat ini, guru dan siswa di sekolah itu sudah dievakuasi. Gereja saat ini dijaga oleh polisi huru-hara dengan perlengkapan helm hitam dan rompi anti peluru.