Pada hari yang sama, negara-negara Baltik, meliputi Estonia, Latvia, dan Lithuania menetapkan sanksi kepada belasan pejabat Georgia. Sanksi ini termasuk kepada oligarki Georgia, Bidzina Ivanishvili karena memperbolehkan polisi melakukan kekerasan kepada demonstran.
"Rakyat Georgia harus mempertahankan haknya karena partai penguasa berbohong secara sistematis dalam waktu lama dan rakyat memiliki hak untuk menyuarakan perasaannya dalam demonstrasi. Kekerasan terhadap demonstran di Georgia adalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM)," tutur Menteri Luar Negeri Estonia, Margus Tshakna, dilansir Politico.
Dalam beberapa hari terakhir, polisi anti-huru-hara di Georgia sudah mencoba membubarkan massa dengan gas air mata dan meriam air. Sejumlah jurnalis disebut menjadi target kekerasan dari polisi dan puluhan demonstran dipukul.
Tak hanya itu, lebih dari 200 demonstran sudah ditangkap dalam demonstrasi kali ini. Ombudsman Georgia mengatakan bahwa 80 persen orang yang ditangkap mendapatkan kekerasan dan perlakuan tidak manusiawi dari polisi.