Jet Tempur Rusia Bantu Suriah Rebut Aleppo dari Pemberontak

Jakarta, IDN Times - Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengabarkan bahwa jet tempur Rusia dan Suriah melancarkan serangan ke kota Aleppo. Mereka menargetkan posisi militan pemberontak yang berusaha maju menguasai kota tersebut.
Ketegangan yang terjadi di Suriah kali ini akibat kelompok militan yang telah mengambil alih sebagian besar Aleppo. Mereka bahkan, untuk pertama kalinya, berhasil merebut bandara sipil.
Di wilayah Hama dan Idlib, militan pemberontak juga telah menguasai puluhan kota strategis tanpa perlawanan apa pun. Banyak warga sipil meninggalkan Aleppo untuk menuju Latakia dan Salamiya.
1. Sedikitnya 16 orang tewas

Serangan mendadak kelompok pemberontak di Aleppo telah memicu pembalasan dari rezim yang dipimpin oleh Bashar al-Assad. Media pemerintah memperlihatkan gambar serangan udara yang menargetkan pusat komando dan posisi musuh.
Dilansir dari The Guardian, militer Suriah menjelaskan bahwa serangan itu dilakukan di dekat stadion Aleppo dalam serangan gabungan bersama Rusia.
Korban tewas akibat serangan tersebut adalah 12 orang di dekat rumah sakit Aleppo. Pasukan pertahanan Idlib, dikenal sebagai White Helmets, mengatakan bahwa serangan di kotanya menewaskan empat orang dan melukai 54 orang lainnya.
2. Pasukan Suriah-Rusia coba halangi kemajuan pemberontak
Serangan pemberontak itu dipelopori oleh kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) sejak Rabu. Mereka menyapu kota-kota dan desa-desa di seluruh Suriah barat laut dalam waktu kurang dari seminggu sebelum maju untuk menaklukkan Aleppo.
Dilansir dari BBC, selama eskalasi tersebut, SOHR menjelaskan bahwa lebih dari 300 orang, termasuk sedikitnya 20 warga sipil telah tewas.
Rusia sendiri merupakan sekutu pemerintahan Assad. Rusia pertama kali melancarkan serangan ke Aleppo pada 2016 untuk membantu rezim Suriah. Angkatan udara Moskow juga disebut memiliki peran penting dalam mempertahankan kekuasaan Assad selama perang Saudara Suriah.
"Pesawat tempur gabungan Suriah-Rusia telah mengintensifkan serangan tepat sasaran terhadap posisi pemberontak, menewaskan dan melukai puluhan orang," kata Kementerian Pertahanan Suriah.
3. Assad yakin dapat mengalahkan pemberontak

Perang saudara di Suriah telah terjadi sejak 2011. Selama beberapa tahun terakhir, permusuhan tersebut meredup ketika sekutu Rusia dan Iran membantu Damaskus merebut kembali sekitar dua per tiga wilayah Suriah.
Dilansir Deutsche Welle, Idlib dan wilayah barat daya Aleppo tetap menjadi benteng terakhir pemberontak.
Pada Sabtu, Assad sibuk menghubungi para negara sahabat dan mengatakan bahwa Suriah dapat mengalahkan semua teroris dan pendukungnya.
"Suriah terus mempertahankan stabilitas dan integritas teritorialnya dalam menghadapi semua teroris dan pendukungnya, dan Suriah mampu, dengan bantuan sekutu dan teman-temannya, mengalahkan dan melenyapkan mereka, tidak peduli seberapa intens serangan mereka," kata dia.
Rusia sendiri juga telah mengonfirmasi bahwa jet-jet tempurnya telah melakukan serangan udara untuk mendukung pasukan Bashar al-Assad.