Ilustrasi senjata yang digunakan militer Ukraina di Wilayah Donbass yang menjadi garis depan Perang Saudara Ukraina. (twitter.com/IAPonomarenko)
Seluruh imbauan itu disampaikan di saat kondisi hubungan Rusia dan Ukraina masih memanas. Sebelumnya pada Selasa, Rusia mengatakan telah mulai menarik sebagian pasukan dari perbatasan Ukraina ke pangkalan mereka.
Dalam sebuah pernyataan Selasa pagi, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan, pasukan yang baru-baru ini ditempatkan di distrik militer selatan dan barat Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina, telah menyelesaikan latihan militer mereka dan sudah mulai pindah ke garnisun militer mereka hari itu juga.
Dikutip dari CNBC, Konashenkov juga mengumumkan bahwa pasukan Rusia yang saat ini terlibat dalam latihan militer di negara tetangga Belarusia, yang berbatasan dengan Ukraina di utara, akan kembali ke pangkalan permanen mereka ketika latihan berakhir pada 20 Februari.
Meski demikian, Presiden Ukraina dan para pejabat di Barat telah mendesak semua pihak untuk tetap berhati-hati dan tidak mempercayai klaim Rusia begitu saja.
“Kami di Ukraina memiliki aturan: kami tidak percaya apa yang kami dengar, kami percaya apa yang kami lihat. Jika penarikan nyata mengikuti pernyataan ini, kami akan percaya pada awal de-eskalasi nyata,” kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba.
Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk NATO Julianne Smith juga menyatakan hal yang sama.
“Kami harus memverifikasi itu dan melihatnya. Anda mungkin ingat, pada akhir Desember, ada beberapa klaim serupa yang keluar dari Moskow bahwa mereka melakukan de-eskalasi dan faktanya, fakta di lapangan tidak mendukung klaim itu,” kata Smith.
“Ini adalah sesuatu yang sekarang harus kita lihat dan verifikasi dengan cermat dan juga di hari-hari mendatang,” lanjutnya.