Sementara itu, Kallas juga mengungkapkan pendapatnya terkait sanksi UE yang harus ditunda akibat veto dari Hungaria. Bahkan, ia mengatakan, Uni Eropa masih harus mengarungi jalan panjang untuk mengatasi masalah ini.
"Uni Eropa harus mengarungi perjalanan panjang untuk menyelesaikan masalah ini. Meski begitu, upaya untuk menyetop mesin perang Putin di Ukraina harus terus dilakukan dan mengisolasi Rusia secara politik dan militer harus terus berlanjut," ungkap Kallas.
"Apa yang sangat menyakitkan adalah mesin perang dan pendanaan mesin perang berasal dari pendapatan hidrokarbon yang mencapai 40 persen dari pendapatan Rusia. Awalnya dirasa mudah karena jelas kami memberi sanksi yang merugikan Rusia. Namun, kami berada di fase di mana sanksi juga memberatkan kami," tambah dia.
Pernyataan itu disampaikan mengingat harga minyak dan gas yang melambung tinggi akibat melarang impor gas dari Rusia. Selain itu, Putin juga mewajibkan penggunaan rubel saat mengimpor bahan bakar fosil dari Rusia.
"Harga gas memang sangat mahal sekarang, tapi kemerdekaan tidak mempunyai harga. Ini sangat berat untuk dijelaskan kepada beberapa negara dan masyarakat yang belum pernah memiliki pengalaman kehilangan kemerdekaannya," ungkap dia.