Untuk mengurangi penyebaran virus corona, pengurus gereja menyiarkan secara daring ibadah Jumat Agung di Gereja Katolik Santa Maria Pekanbaru, Riau, pada 10 April 2020. ANTARA FOTO/Rony Muharrman
Berbagai otoritas kesehatan di seluruh dunia, mulai dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Wabah Amerika Serikat (CDC) hingga Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan soal pentingnya tinggal di rumah selama penyebaran virus corona masih terjadi.
Ini tidak hanya krusial untuk menekan laju virus, tapi juga membantu para petugas medis yang sudah kewalahan menangani pasien. Hingga kini, ada lebih dari tiga juta orang di dunia terinfeksi virus corona. Sebanyak lebih dari 230.000 meninggal dunia.
Dr. Mohamed Elsanousi, Direktur Eksekutif Network for Religious and Traditional Peacemakers yang bermarkas di Washington DC, menilai ajaran agama tidak mesti bertentangan dengan bukti ilmiah. Di sini peran para pemuka agama sangat penting untuk menyampaikan pesan kepada umat mereka.
"Para pemimpin agama harus mengikuti bukti-bukti ilmiah, pedoman WHO, untuk mengatasi masalah tersebut," ujarnya, dalam diskusi virtual yang dilangsungkan oleh FPCI. Menurutnya, Islam menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, maka orang muslim harus mendengarkan mereka yang memang ahli di bidang masing-masing.
"Kita menghubungkannya [bukti ilmiah] dengan teologi. Dalam tradisi kami sebagai muslim, kami sangat menghormati orang-orang dengan ilmu pengetahuan," tegasnya. Elsanousi melihat perlunya para tokoh religius untuk menuruti apa kata pakar kesehatan dan menyampaikannya kepada umat masing-masing dengan mengaitkan pada nilai-nilai agama agar mudah diterima.