Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Protes terhadap bantuan AS untuk Israel dan kemerdekaan Palestina pada 15 Mei 2021 di San Francisco AS. (unsplash.com/Patrick Perkins)

Jakarta, IDN Times – Putaran negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas kembali menemui kebuntuan. Ketua Hamas, Ismail Haniyeh, pada Rabu (15/5/2024) menyalahkan Israel atas kebuntuan tersebut.  

“Mereka melakukan amandemen terhadap proposal yang membuat perundingan menemui jalan buntu,” kata Haniyeh yang berbasis di Qatar melalui pidatonya yang disiarkan televisi, dilansir Reuters.

Haniyeh menegaskan kembali tuntutan-tuntutan penting termasuk perjanjian apapun yang memberikan kerangka kerja untuk mengakhiri serangan Israel di Gaza secara permanen.

Awal bulan ini, Hamas menyetujui proposal gencatan senjata dari mediator Qatar dan Mesir yang sebelumnya diterima Israel. Namun Israel menolak lebih lanjut proposal tiga fase tersebut karena isinya dianggap telah diperhalus.

1. Hamas selalu terbuka untuk bernegosiasi

Ilustrasi pasukan Hamas (mfa.gov.il/Israel Ministry of Foreign Affairs)

Haniyeh mengatakan, pihaknya bertekad untuk mengupayakan semua cara yang ada untuk mengakhiri perang di Gaza. Mereka juga membiarkan pintu terbuka untuk upaya mediasi lebih lanjut.

“Setiap upaya atau kesepakatan harus menjamin gencatan senjata permanen, penarikan menyeluruh dari seluruh Jalur Gaza, kesepakatan pertukaran tahanan yang nyata, pemulangan pengungsi, rekonstruksi, dan pencabutan blokade,” tegas Haniyeh.

Hamas telah menguasai Gaza sejak tahun 2007. Menurut Haniyeh, mereka menolak pemukiman pascaperang di Gaza yang juga mengecualikan kelompok tersebut di wilayahnya sendiri.

“Hamas ada untuk bertahan. Gerakan (Hamas) akan memutuskan pemerintahan Jalur Gaza setelah perang bersama dengan semua faksi nasional,” katanya.

2. Israel berniat memusnahkan Hamas secara total

Editorial Team

Tonton lebih seru di