Menlu Inggris Desak Media BBC Labeli Hamas Sebagai Kelompok Teroris

Jakarta, IDN Times- Menteri Luar Negeri Inggris, David Cameron mengritik kebijakan BBC yang tidak secara langsung menyebut Hamas sebagai organisasi teroris. Ia meminta media penyiaran publik tersebut untuk meninjau kembali kebijakan tersebut.
Kritik ini dilontarkan Cameron setelah menyaksikan video sandra yang dirilis Hamas. Video tersebut menampilkan sandera berkewarganegaraan Inggris-Israel, Nadav Popplewell yang dikabarkan tewas akibat serangan udara Israel. Cameron menyebut tindakan Hamas merilis video itu sebagai perbuatan keji.
"Mungkin inilah saatnya bagi BBC untuk menanyakan pada diri sendiri lagi, haruskah kita menyebut orang-orang ini teroris? Mereka adalah teroris," tegas Cameron, dilansir dari The Guardian, Senin (13/5/2024).
1. Cameron sebut Hamas mengerikan dan tidak berperikemanusiaan
Cameron menyebut Hamas sebagai orang-orang yang mengerikan, menakutkan, dan tidak berperikemanusiaan. Menurutnya, tindakan Hamas dengan merilis video sandera hanyalah untuk mempermainkan emosi keluarga korban.
Nadav Popplewell diculik bersama ibunya dari rumah mereka di Kibbutz Nirim pada 7 Oktober 2023 lalu saat Hamas melancarkan serangan ke wilayah Israel. Saudara laki-laki Popplewell dikabarkan tewas dalam insiden tersebut, sementara ibunya dibebaskan saat gencatan sementara pada November 2023 lalu.
"Jika Anda menculik nenek-nenek, jika Anda menculik bayi, jika Anda memperkosa orang, jika Anda menembak anak-anak di depan orang tua mereka, apa lagi yang mereka butuhkan agar BBC menyebut mereka sebagai teroris. Mereka benar-benar teroris" desak Cameron, dikutip Daily Mail.
2. Dalih BBC dalam tidak menyebut Hamas sebagai teroris
BBC selama ini menerapkan kebijakan tegas terkait pemberitaan konflik Israel-Palestina. Mereka hanya menggunakan kata "teroris" ketika hal itu disandarkan kepada pihak lain, seperti pemerintah Inggris yang secara resmi mengklasifikasikan Hamas sebagai organisasi teroris. Namun, BBC enggan menyebut Hamas sebagai teroris secara langsung dalam pemberitaannya sendiri.
BBC beralasan, hal ini dilakukan untuk menghindari kesan berpihak dalam konflik yang telah berkecamuk antara Israel dan Palestina. Mereka khawatir penyebutan langsung Hamas sebagai teroris dapat membuat BBC tampak condong ke salah satu kubu dalam konflik yang kompleks ini. Sikap inilah yang menuai kritik dari banyak pihak, termasuk David Cameron. Sementara itu, Kantor Luar Negeri Inggris menegaskan sedang menyelidiki nasib Nadav Popplewell yang diklaim telah tewas oleh Hamas.
3. Inggris akan tetap kirim senjata ke Israel
Cameron juga menolak kemungkinan pemberlakuan embargo senjata untuk Israel. Menurutnya, kebijakan tersebut justru akan membantu dan menguntungkan Hamas.
"Jika saya umumkan itu hari ini, mungkin akan membantu saya melewati wawancara televisi ini, tapi sebenarnya itu akan menguatkan Hamas dan melemahkan Israel," ujar Cameron.
Di sisi lain, Cameron mengharapkan Hamas mau menerima kesepakatan gencatan sementara yang mencakup pelepasan sandera Israel dan masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza. Namun, sampai saat ini Hamas disebut masih menolak gencatan yang ditawarkan.
Melansir Time of Israel, Cameron juga mengritik rencana Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melakukan aksi ofensif besar-besaran di Rafah, Gaza. Menurutnya, operasi tersebut harus memiliki rencana jelas untuk melindungi warga sipil.