Pengungsi anak-anak menunggu penerbangan berikutnya setelah didaftarkan di Bandara Internasional Hamid Karzai, di Kabul, Afghanistan, Kamis (19/8/2021). Gambar diambil 19 Agustus 2021 (ANTARA FOTO/1stLt. Mark Andries/U.S. Marine Corps/Handout via REUTERS)
Sejak Taliban berkuasa di Afghanistan, kebijakan terhadap pendidikan menjadi salah satu masalah yang mendapat perhatian luas. Mereka mengizinkan anak perempuan bersekolah sampai kelas enam, tetapi berupaya mencegah melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
Mantan Menteri Pendidikan Tinggi Afghanistan, Abdul Baqi Haqqani, sempat mengizinkan perempuan kuliah, meskipun dengan persyaratan yang ketat, yakni dengan mengenakan penutup wajah dan mematuhi aturan pemisahan yang ketat.
Namun pada Oktober, Haqqani digantikan oleh tokoh garis keras, Nida Mohammad Nadim. Ia menentang kebijakan perempuan yang mengenyam pendidikan.
Kebijakan Taliban ini diprediksi akan memengaruhi ekonomi Afghanistan, yang banyak mengandalkan bantuan dari luar negeri. Para penyumbang dana di sektor pendidikan bahkan dikabarkan sudah menarik dana bantuan mereka.