Jakarta, IDN Times - Rezim militer Myanmar telah membeli senjata dan bahan mentah persenjataan senilai lebih dari 1 miliar dolar AS (setara Rp14,8 triliun) sejak menggulingkan pemerintah yang dipilih secara demokratis pada Februari 2021.
Rusia, China, Singapura, India, dan Thailand adalah pemasok utama militer, menurut penyelidikan yang dipimpin oleh Tom Andrews yang merupakan pelapor khusus PBB untuk situasi hak asasi manusia di Myanmar.
Senjata yang diimpor diyakini digunakan untuk menumpas segala pemberontakan oleh masyarakat sipil Myanmar, demikian tertuang dalam laporan PBB dalam 10 bulan terakhir.