Korban Tewas Topan Mocha di Myanmar Jadi 81 Orang

Jakarta, IDN Times - Korban tewas akibat Topan Mocha yang menghantam Myanmar jadi 81 orang. Tak hanya itu, rumah-rumah penduduk juga hancur.
Arus komunikasi juga mengalami gangguan. Hal itu menyebabkan para petugas setempat kesulitan untuk menilai tingkat kerusakan di wilayah terdampak.
Topan Mocha mulai menghantam Myanmar pada Minggu (14/5/2023) kemarin di Desa Bu Ma, Rakhine dan Khaung Doke Kar, yang mayoritas penduduknya adalah Rohingya.
1. Menyerang negara bagian Rakhine
Topan Mocha adalah salah satu topan yang paling kuat yang ada di Myanmar. Tahun ini, negara bagian Rakhine jadi sasarannya. Ratusan rumah telah hancur dan hanyut karena banjir akibat hujan.
Angin kencang membuat pepohonan tumbang dan merobohkan tiang serta kabel listrik. Jalanan di dataran rendah juga terkena banjir imbas gelombang pasang.
2. Topan Mocha sampai di penampungan Rohingya
Badai dengan kecepatan angin hingga 250 kilometer per jam itu menerjang kota Sittwe di Myanmar dan Cox’s Bazar di Bangladesh. Cox Bazar merupakan tempat bagi hampir sejuta pengungsi Rohingya yang kabur akibat penumpasan Junta Myanmar tahun 2017.
Badai yang menimpa kamp-kamp pengungsi di Cox Bazar dikabarkan mulai mereda. Namun, butuh waktu lebih lanjut untuk memastikan seberapa besar kerusakan tersebut.
Sementara di Myanmar, laporan awal menyebutkan bahwa kerusakan di Sittwe, negara bagian Rakhine, tergolong parah. Media lokal melaporkan banyak pohon dan tiang yang ambruk di jalanan.
3. PBB kirim tim darurat ke Myanmar

Koordinator Residen PBB di Myanmar di Yangon, Ramanathan Balakrishnan, mengatakan, PBB telah meluncurkan tim darurat. Ia pun menambahkan, itu dikerahkan karena banyak warga mengungsi ke tempat penampungan yang banguannnya tidak kokoh.
“Kami perkirakan kerusakannya berat,” ungkap Balakrishnan.
Banyak bangunan rusak parah di Sittwe dan Kyauktaw. Atap di setiap sekolah dan biara yang jadi tempat penampungan warga juga lepas imbas angin kencang.