Jakarta, IDN Times - "Podo ngopo kowe?" lontaran kalimat Bahasa Jawa khas dari Retno Marsudi di penghujung tahun 2015 kepada awak media di Ruang Palapa, Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta.
Masih membekas di ingatan saya, kala itu saya masih wartawan baru yang ‘nyemplung’ di desk internasional. Usia saya baru 23 tahun saat itu. Saya baru satu bulan "ngepos" di Kemlu RI. Tentu masih bingung, celingak-celinguk.
Kala itu, tiba-tiba Retno muncul dari salah satu pintu Ruang Palapa. Pintu ini terhubung dengan pintu di lobi menuju ruangannya di lantai 2. Ruang Palapa adalah ruang para awak media menunggu konferensi pers, doorstop atau hanya numpang bekerja dan sekadar berkumpul.
Mengikuti dan melaporkan berbagai diplomasi Indonesia tentu hal yang istimewa bagi saya. Dari pembebasan sandera di Filipina, pengiriman bantuan ke Palestina dan negara-negara yang terkena bencana, pertemuan para menteri luar negeri di berbagai kota, hingga konferensi tingkat tinggi.
Sekalinya mengikuti jadwal Retno, saya pun kelelahan sendiri. Terakhir, saya diberi kesempatan untuk mengikuti seluruh jadwal Retno di Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS) pada September 2024 lalu. Capeknya bukan main.
“Jalan kaki 10 ribu langkah, joging kecil. Gak makan nasi, vitamin,” ucap Retno sambil tertawa, ketika saya tanya apa resepnya bisa tetap prima menghadiri banyaknya pertemuan yang ada.
Di sisi lain, saya melihat Retno tak hanya dipandang sebagai menteri luar negeri Indonesia, namun sebagai mitra dan teman. Di berbagai pertemuan, Retno mendapat pelukan hangat dari Wakil Tetap Palestina untuk PBB Riyad Mansour. Pelukan persahabatan juga datang dari Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
Usai melakukan pertemuan bilateral, Retno pun harus berpindah ke ruangan berikutnya untuk menghadiri sidang. Di tengah jalan, ia disetop oleh Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakhrisnan. Mereka berbicara cukup serius, tapi setelah itu sama-sama tertawa.
Bahkan Retno mendapat kado spesial dari Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong. Saya juga sempat melihat ketika mereka berdua duduk bersebelahan menunggu giliran berpidato, mereka terlihat sangat akrab satu sama lain.
“Saya sama menlu-menlu perempuan memang sangat akrab, khususnya dengan Penny,” kata Retno, saat itu.
Sepuluh tahun sudah Retno menjabat sebagai menteri luar negeri. Selesai sudah tugasnya mengawal kapal diplomasi Indonesia. Retno pun sudah berpamitan di Kemlu RI, Jumat kemarin.
Pada 20 Oktober 2024, Presiden dan Wakil Presiden baru dilantik, yaitu Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, sekaligus pengumuman anggota kabinet. Keesokan harinya, 21 Oktober, para menteri dan wakil menteri akan dilantik, mengemban tugas yang baru.