Profil Retno Marsudi, Salah Satu Srikandi Terbaik Kabinet Jokowi

- Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, srikandi terbaik Presiden Jokowi
- Perjuangan Retno dalam kemerdekaan Palestina tak pernah surut
- Riwayat karier dan penghargaan internasional yang diterima Retno Marsudi
Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri (Menlu) Republik Indonesia, Retno Lestari Priansari Marsudi, adalah salah satu srikandi terbaik yang dimiliki Presiden Joko “Jokowi” Widodo. Retno dipercaya oleh Jokowi menjabat Menlu untuk dua periode kepemimpinannya.
Retno juga menjadi Menlu perempuan pertama sepanjang sejarah Indonesia sejak era kemerdekaan. Sepak terjangnya di dunia hubungan internasional memang tak perlu diragukan.
Di bawah kepemimpinannya selama 10 tahun terakhir, Indonesia berhasil dipandang sebagai negara yang memiliki peran besar di kawasan maupun di global. Perjuangannya terkait kemerdekaan Palestina juga tak pernah sirna.
Retno juga merupakan perempuan pertama yang menduduki jabatan Menteri Luar Negeri RI.
Bahkan kala berpamitan ke Komisi DPR RI beberapa waktu lalu, Retno sempat menitipikan soal isu Palestina. Retno menegaskan Indonesia harus terus membela perjuangan rakyat Palestina dan membantu mewujudkan kemerdekaan Palestina.
Begitu pula di mimbar PBB, Retno dengan lantang menyuarakan ketidakadilan para negara-negara besar yang dirasa tak mampu untuk menghentikan kekejaman Israel terhadap Palestina. Retno juga sempat mengucap bahwa Dewan Keamanan PBB seharusnya menyetop aksi pelanggaran hukum humaniter internasional, bukan diam saja.
Retno akan menjadi pembicara Indonesia Millennial and Gen-Z Summit 2024 yang digelar di The Tribrata, Jakarta, pada 22-23 Oktober 2024. Sebelum bertemu di acara IMGS 2024, ayo kenalan dulu dengan Bu Retno, simak profil Retno Marsudi disini!
1. Berkarier di Kemlu RI sejak 1986

Perempuan yang lahir di Semarang pada 27 November 1962 ini menghabiskan masa kecilnya hingga sekolah menengah atas di Semarang.
Setelah itu, Retno melanjutkan bangku kuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta dengan mengambil jurusan Hubungan Internasional. Retno lulus dari UGM pada 1985.
Retno menikah dengan Agus Marsudi yang juga lulusan UGM. Hanya saja jurusan mereka berbeda. Agus diketahui mengambil jurusan arsitek. Dari pernikahan mereka, Retno dan Agus dikaruniai dua putra. Saat ini bahkan mereka sudah memiliki empat orang cucu.
Setelah lulus dari UGM, Retno langsung bergabung dengan Kementerian Luar Negeri RI pada 1986 dan ditempatkan sebagai staf di Biro Analisa dan Evaluasi untuk Kerja Sama ASEAN.
Setelah itu kariernya terus meroket sejak penempatan pertama yaitu di KBRI Canberra, Australia (1990-1994). Kembali ke Indonesia, tiga tahun kemudian, Retno mendapat penempatan kedua yaitu di KBRI Den Haag, Belanda (1997-2001).
Setelah selesai penugasan di Den Haag, Retno didapuk untuk menjadi Direktur Kerja Sama Intra dan Antar Regional Amerika dan Eropa (2001-2003), kemudian Direktur Eropa Barat (2003-2005).
Selama karirnya di Kemlu RI, Retno juga sempat mengambil beberapa program studi lain yaitu UU Uni Eropa di Haagse Hogeschool, Den Haag dan Studi HAM di Universitas Oslo, Norwegia.
2. Dua kali menjadi duta besar

Dari sini, Retno langsung ditunjuk untuk menjadi Duta Besar RI di Norwegia, yang berkedudukan di Oslo sejak 2005 hingga 2008.
Selesai menuntaskan tugasnya sebagai Dubes RI di Oslo, Retno kembali ke Indonesia dan menduduki posisi sebagai Direktur Jenderal Amerika dan Eropa pada 2008 hingga 2012.
Setelah itu, Retno kembali didapuk menjadi duta besar yakni sebagai Duta Besar RI untuk Belanda, berkedudukan di Den Haag pada 2012 sampai 2014. Selepas itu, Retno langsung ditunjuk Jokowi menjadi Menlu RI hingga sekarang.
3. Retno mendapatkan banyak penghargaan dari negara lain

Pada Desember 2011, Retno memperoleh penghargaan sebagai Order of Merit dari Raja Norwegia untuk dedikasinya selama masa tugas di sana.
Penghargaan itu menjadikannya sebagai orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan tersebut. Selama bertugas di sana.
Dari Belanda, Retno dianugerahi Knight Grand Cross of the Order of Orange-Nassau. Tanda jasa ini merupakan penghargaan tertinggi dalam kategori Order of Orange Nassau yang biasa diberikan kepada kepala pemerintahan dan pejabat tinggi lainnya.
Selain itu, UN Women dan Partnership Global Forum (PGF) juga memberikan penghargaan sebagai Agent of Change kepada Retno di sela-sela Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat pada 2017.
Penghargaan ini merupakan pengakuan atas berbagai terobosan yang dilakukan oleh Kemlu RI. UN Women dan GPF menilai sebagai Retno sebagai sosok panutan dan sumber inspirasi bagi jutaan wanita, baik di Indonesia maupun dunia.
Yang terbaru, Retno mendapatkan penghargaan Mujahidah Diplomacy Award dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada September 2024, atas upayanya menjaga perdamaian dan keadilan global di tengah meningkatnya ketegangan terutama soal Palestina.