Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
serangan Israel di Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)
serangan Israel di Gaza (Tasnim News Agency, CC BY 4.0 , via Wikimedia Commons)

Jakarta, IDN Times - Seluruh rumah sakit di Gaza utara kini tidak lagi berfungsi setelah pasukan Israel mengepung dan menyerang Rumah Sakit Indonesia, fasilitas medis terakhir yang tersisa di wilayah tersebut.

Dalam pernyataan pada Minggu (18/5/2025), Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan bahwa militer Israel telah mengepung Rumah Sakit Indonesia di Beit Lahia, sehingga menyebabkan kepanikan dan kebingungan di dalam fasilitas tersebut. Tentara juga menghentikan kedatangan pasien dan staf, sehingga secara efektif memaksa rumah sakit tersebut tidak lagi dapat beroperasi.

“(Dengan) ditutupnya Rumah Sakit Indonesia, semua rumah sakit umum di Provinsi Gaza Utara kini tidak dapat beroperasi lagi,” kata kementerian, dikutip dari Middle East Eye.

1. Tentara tembaki ruang ICU

Dilansir dari Al Jazeera, Direktur Rumah Sakit Indonesia, Marwan al-Sultan, mengatakan sebuah pesawat Israel menargetkan seorang pasien di dalam rumah sakit tersebut tanpa peringatan sebelumnya. Selain itu, tentara juga menembaki Unit Perawatan Intensif (ICU).

Laporan menyebutkan bahwa sedikitnya 55 orang terjebak di dalam rumah sakit tersebut, termasuk empat dokter dan delapan perawat.

Rumah Sakit Indonesia adalah satu-satunya fasilitas medis utama yang tersisa di wilayah utara. Fasilitas lainya seperti Rumah Sakit Kamal Adwan, al-Shifa, al-Ahli, dan al-Awda, telah dibom, dibakar, dan dikepung oleh militer Israel sejak perang di Gaza pecah pada Oktober 2023. Puluhan klinik, pos medis, dan kendaraan kesehatan lainnya juga menjadi sasaran serangan.

Adapun penargetan fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan pasien dianggap sebagai kejahatan perang berdasarkan Konvensi Jenewa 1949.

2. Tim medis kewalahan dengan banyaknya warga yang sakit dan terluka

Sebelumnya, Direktur Rumah Sakit al-Shifa di Gaza utara, Muhammad Abu Salmiya, mengatakan bahwa serangan Israel terhadap rumah sakit di Gaza semakin intensif.

“Tim medis benar-benar menderita, jumlah tenaga medis dan staf yang kami miliki sangat terbatas sementara banyak orang sangat membutuhkan perawatan medis lebih lanjut,” kata Abu Salmiya, seraya memperingatkan bahwa ribuan orang yang sakit dan terluka berisiko meninggal dunia.

Di al-Shifa, delapan pasien harus berbagi ruangan yang sebenarnya hanya berkapasitas empat orang, dengan tenda-tenda didirikan untuk menampung pasien tambahan. Setiap jam, rumah sakit tersebut menerima sekitar 50 jenazah dan 130 orang terluka.

3. Dua rumah sakit di Gaza selatan diserang pekan lalu

Israel juga telah menghancurkan beberapa rumah sakit di wilayah tengah dan selatan Gaza, termasuk Rumah Sakit Al-Aqsa di Deir el-Balah dan Kompleks Medis Nasser di Khan Younis. Pekan lalu, Israel menyerang Rumah Sakit Gaza Eropa dan Kompleks Medis Nasser di Khan Younis, menyebabkan sedikitnya 16 orang tewas.

Serangan terus-menerus terhadap sektor layanan kesehatan di Gaza telah menghancurkan kemampuan sektor tersebut untuk beroperasi. Para dokter mengungkapkan bahwa mereka telah kehabisan stok obat-obatan untuk menangani kondisi medis sehari-hari.

Rumah sakit juga berada di ambang kehancuran total akibat blokade yang terus berlanjut. Sejak Maret, Israel telah meblokir masuknya pasokan medis, makanan, air bersih dan bantuan kemanusiaan penting lainnya.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel di wilayah tersebut selama 19 bulan terakhir telah menewaskan sedikitnya 53.339 warga Palestina dan melukai 121.034 lainnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorRama