Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Jepang Sanae Takaichi dan Perdana Menteri China Li Qiang hadir di lokasi yang sama saat KTT G20 di Johannesburg, namun keduanya tidak mengadakan pertemuan bilateral. Ketidakhadiran komunikasi langsung itu memperjelas besarnya ketegangan diplomatik yang tengah berlangsung antara Tokyo dan Beijing.
Situasi ini muncul di tengah meningkatnya konflik verbal antara kedua negara terkait isu Taiwan. Itu termasuk surat resmi China kepada PBB yang menuduh Jepang telah mengubah kebijakannya soal potensi pengerahan pasukan jika Taiwan diserang.
Tokyo menolak keras tuduhan tersebut, menyebutnya tidak berdasar dan menilai Beijing keliru menafsirkan pernyataan Takaichi. Posisi kedua pemimpin yang berjauhan di forum internasional semakin mempertegas memburuknya hubungan bilateral.
Tidak ada interaksi kedua pemimpin negara itu juga mencerminkan komunikasi diplomatik yang hampir berhenti antara dua kekuatan ekonomi terbesar di Asia meski keduanya masih memiliki ketergantungan ekonomi yang signifikan.
