Selain Zemari Ahmadi yang jadi korban, seorang yang menurut investigasi media AS sebagai pekerja kemanusiaan, anggota keluarganya juga tewas dalam serangan pesawat nirawak AS.
Dari 10 orang yang menjadi korban meninggal dalam serangan rudal itu, menurut NPR, tujuh di antaranya adalah anak-anak. Ahmadi tewas ketika mobil Corolla warna putihnya yang ia kendarai, sedang parkir di dekat rumahnya ketika rudal menghantam.
Jika sejauh ini laporan serangan mengatakan ada dua ledakan, maka para ahli menyatakan ledakan pertama dari rudal Hellfire dan ledakan selanjutnya dari tangki bahan bakar kendaraan.
Ferenc Dalnoki-Veress, profesor di Middlebury Institute of International Studies menjelaskan "teori saya adalah: Hellfire itu sendiri memecahkan tangki bensin, melepaskan uapnya, dan karena api yang terjadi beberapa saat kemudian, meledak dan menyebabkan sesuatu yang mungkin seperti ledakan," jelasnya.
Presiden NEI yang bernama Steven Kwon memberikan keterangan "kami mencoba membantu orang. Mengapa kami harus memiliki bahan peledak untuk membunuh orang?" katanya. Dia mengaku bahwa Corolla putih yang dihantam rudal Hellfire itu adalah milik organisasi tersebut.
Dalam investigasi yang dilakukan media AS, tangki yang dicurigai oleh militer sebagai bahan peledak, sebenarnya adalah tangki yang berisi air bersih, yang diambil Ahmadi dari kantor untuk dibawa pulang ke rumahnya.
Kerabat Ahmadi yang bernama Emal mengatakan "mereka semua (korban) tidak bersalah. Anda mengatakan dia adalah ISIS, tetapi dia bekerja untuk Amerika," jelasnya dikutip dari The Guardian.
Serangan militer AS menggunakan pesawat nirawak adalah salah satu strategi yang paling kontroversial. Sejak Januari 2004, diperkirakan antara 4.126 hingga 10.076 orang telah tewas oleh serangan tersebut di Afghanistan dan antara 300 sampai 909 orang adalah warga sipil.