Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi(pixels.com/Pixabay)

Jakarta, IDN Times - Pasukan Filipina melakukan serangan udara dan tembakan artileri di sebuah desa di pedalaman bagian selatan negaranya pada Jumat (1/12/2023). Serangan tersebut menewaskan 11 miitan Islam dan menjadi serangan antipemberontakan paling mematikan tahun ini, lapor pihak berwenang Sabtu (2/12/2023).

Serangan militer itu dilancarkan setelah menerima infromasi intelijen tentang keberadaan tersangka pemimpin dan pengikut kelompok bersenjata Dawla Islamiyah dan Pejuang Kemerdekaan Islam Bangsamoro (BIFF) di dekat desa Tuwayan, kota Datu Hofer, provinsi Maguindanao.

Mayor Angkatan Darat, Sabre Balogan mengatakan, pasukan pemerintah menemukan 11 mayat tersebut lebih dari tiga jam pertempuran. Pasukan juga menemukan tujuh senapan serbu M16 dan M14 granat berpeluncur roket dan lima bom rakitan.

1. Sehari sebelum penyerangan, 13 militan menyerahkan senjata mereka kepada militer

Laporan awal yang diperoleh tentang operasi militer tersebut menyatakan dua pesawat tempur angkatan udara Filipina menjatuhkan delapan bom seberat 500 pon di daerah pedalaman tempat para militan terdeteksi. Selanjutnya, dua helikopter militer menargetkan militan dan pasukan militer dikerahkan ke lokasi pertempuran.

Serangan militer terjadi setelah 13 militan Dawla Islamiyah menyerahkan senjata api mereka kepada militer di selatan, kata Mayor Jenderal, Alexa Rillera. Belum jelas, apakah para militan memberikan informasi kepada militer untuk melancarkan serangan pada Jumat.

“Ini adalah sisi baik dari keluar dan meletakkan senjata Anda; Anda sekarang dapat hidup damai bersama orang-orang yang Anda cintai,” kata Rillera kepada para militan, yang menyerah pada Kamis.

2. Filipina menandatangani pakta perdamaian tahun 2014 dengan separatis

Editorial Team

Tonton lebih seru di