Serangan Udara Israel Bunuh Jurnalis 19 Tahun di Gaza Utara

Jakarta, IDN Times - Hassan Hamad, seorang jurnalis Palestina berusia 19 tahun, tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam rumahnya di kamp pengungsi Jabalia, Gaza utara, pada Minggu (6/10/2024).
Sejak dimulainya perang Israel di Gaza tahun lalu, Hamad telah mendokumentasikan agresi Israel di Jalur Gaza dan bagaimana masyarakat terdampak oleh pemboman, pengepungan, dan kurangnya sumber daya. Hasil liputannya pernah ditayangkan di Al Jazeera dan beberapa media lainnya.
Menurut Kantor Media Pemerintah Gaza, dengan terbunuhnya Hamad, jumlah jurnalis Palestina yang tewas sejak 7 Oktober 2023 meningkat menjadi 175 orang.
1. Jasadnya hancur akibat serangan
Rekan-rekan dan Kantor Media Pemerintah di Gaza mengonfirmasi kematian Hamad, dan mengatakan bahwa pasukan Israel sengaja menyerang rumah jurnalis tersebut untuk membungkamnya
“Hassan Hamad melakukan perlawanan selama setahun penuh dengan caranya sendiri. Dia melawan dengan menjauh dari keluarganya agar mereka tidak menjadi sasaran. Dia melawan ketika dia berjuang untuk menemukan sinyal internet, duduk selama satu atau dua jam di atap hanya untuk mengirim video yang dapat Anda terima dalam hitungan detik,” tulis rekan Hamad dalam sebuah unggahan di akun X-nya.
“Pada pukul 6 pagi, dia menelepon saya untuk mengirimkan video terakhirnya. Setelah percakapan yang tidak berlangsung lebih dari beberapa detik, dia berkata, 'Itu mereka, itu mereka, sudah selesai,' dan kemudian menutup telepon,” tambah rekannya.
Menurut rekaman yang diverifikasi oleh Al Jazeera, jenazah Hamad ditemukan dalam keadaan hancur dan terpaksa dimasukkan ke dalam kantong plastik dan kotak. Saudara laki-lakinya, Mohammed Hamad, mengatakan bahwa ia hanya dapat mengenali Hassan dari rambutnya karena sangat sedikit yang tersisa darinya setelah serangan tersebut